Mohon tunggu...
Slamet Riyadi
Slamet Riyadi Mohon Tunggu... -

JKW-JK, 2 orang baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koalisi Ramping, Kunci Pemberantasan Korupsi

12 Juni 2014   15:04 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:06 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_328581" align="aligncenter" width="420" caption="http://www.jpnn.com/read/2014/06/09/239354/Koalisi-Ramping,-Jokowi-JK-tak-Terbebani-"][/caption]

Saat membuka Forum Anti Korupsi di Istana Negara (Setkab, 10/6), SBY menyampaikan,

"Pemberantasan korupsi perlu dukungan Pemimpin di semua level. Dimana hal ini akan tercermin, ketika Pemimpin dihadapkan kepada pilihan. Mau, membela teman-teman dekatnya, kelompok politiknya. Atau, mampu bersikap adil dan menghormati proses penegakan hukum itu sendiri"

Pernyataan SBY ini, mengingatkan saya pada tekad Jokowi untuk membentuk "koalisi ramping". Seperti yang diucapkannya,

"Koalisi kami ramping dan berdasarkan hati yang ikhlas"

Jokowi menambahkan, kepercayaan dirinya tumbuh, karena koalisi yang dibangunnya sangat ramping. Sehingga, tidak akan membebani dirinya, untuk membentuk pemerintahan yang bersih (JPNN, 9/6). JK menguatkan pernyataan Jokowi, dengan membandingkan koalisi gemuk di kubu Prabowo-Hatta, yang dinilai berpotensi menciptakan banyak tekanan internal.

Seperti yang telah disampaikan SBY, Prabowo akan sulit bersikap adil dan cenderung melecehkan proses penegakan hukum. Pasalnya, Prabowo akan dengan mudahnya terjebak ke dalam pusaran kepentingan partai-partai politik koalisinya. Daripada, memenuhi harapan rakyat banyak.

Jelas terlihat, adanya kesamaan visi-misi antara SBY dan Jokowi-JK terkait pemberantasan korupsi. Di saat bersamaan, sekaligus mematahkan konsep koalisi tenda besar, yang selalu didengung-dengungkan oleh Prabowo. Hingga, pada suatu kesempatan, Fadli Zon menyatakan (Kompas, 13/4),

"Kalau tidak bagi-bagi kursi, terus mau dimakan sendiri? Kalau tidak bagi-bagi kursi, omong kosong itu"

Ungkapan yang congkak dari Petinggi Partai Gerindra. Menanggapi hal itu, Jokowi kembali menegaskan (Kompas, 19/4),

"Sekali lagi, kami enggak mau bagi-bagi kursi. Menurut saya, masuk akal saja"

Waktu berlalu. Dan, kini terbukti ucapan Jokowi. SBY pun mengamini. Kekuatan Jokowi yang sesungguhnya adalah dukungan dari rakyat. Rakyat melihat Jokowi sebagai sosok yang dipercaya untuk mewujudkan aspirasi dan harapannya. Rakyat sudah bosan dengan janji-janji. Rakyat ingin bukti dari pemimpinnya. Jokowi telah mempersembahkan karya nyata bagi warga Solo dan DKI. Dan, rakyat telah merasakan manfaatnya. Tak ayal, rakyat pun berbondong-bondong memberikan dukungan bagi kemenangan Jokowi.

Sehingga,

Kemenangan pipres nanti, bukanlah kemenangan untuk Jokowi. Melainkan, kemenangan untuk rakyat. Rakyat yang selama ini mengorbankan pikiran, uang dan tenaga bagi memperjuangkan terwujudnya cita-citanya. Jokowi tidak akan pernah sedikitpun terlepas dari rakyatnya. Jokowi sudah menjadi bagian dari perjuangan rakyat. Perjuangan Jokowi adalah perjuangan rakyat. Kemenangan Jokowi adalah kemenangan rakyat.

Korupsi adalah musuh masyarakat yang sangat menyakitkan. Rakyat tidak ingin lagi menderita, akibat ulah para penguasa. Rakyat sudah muak melihat kecongkakan, seperti yang dipertontonkan oleh Fadli Zon. Rakyat ingin bergerak. Bukan kursi yang mereka minta. Mereka hanya menuntut kehidupan yang lebih layak.

Jokowi-JK memegang amanah rakyat. Jokowi-JK akan berjuang mati-matian untuk menunaikannya. Teruskan perjuangan anda. Yakinlah, cita-cita yang selama ini anda impikan, telah menanti di depan anda.

Salam Kemenangan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun