Bahasa Arab memiliki peran penting khususnya bagi umat Islam dalam memahami agamanya. Karena sumber asli rujukan umat Islam yakni Al-Qur'an, Hadis dan referensi keislaman tertulis dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, mempelajari bahasa Arab merupakan cara untuk menjaga agama Islam. Serta meninggalkan bahasa Arab merupakan salah satu sebab menyimpangnya seseorang dalam memahami agama Islam.
Mempelajari bahasa Arab juga merupakan bentuk pengamalan dari syariat Islam, karena sebagian besar aspek ibadah menggunakan bahasa Arab, seperti sholat, do'a, dzikir dan membaca Al-Qur'an. Sehingga, sudah sepantasnya bagi umat Islam mempunyai kesadaran tinggi akan pentingnya bahasa Arab.
Tidak dipungkiri lagi bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat penting bagi kehidupan. Itu sebabnya mengapa bahasa Arab masih terus dipelajari di dunia pendidikan, baik dari jenjang sekolahan dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan, pendidikan non formal pun tidak mau ketinggalan. Berbagai dauroh, kajian, hingga kursus pun diadakan, baik secara offline maupun online.
Bahasa Arab saat ini telah terjadi perkembangan yang begitu luar biasa, sehingga terdapat peranan penting dalam interaksi kehidupan umat manusia. Salah satu peran tersebut adalah, bahwa bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa internasional, seperti pada perserikatan bangsa-bangsa (PBB). Bahkan bahasa Arab dijadikan bahasa resmi oleh sebagian negara-negara di dunia, khusunya negara yang berada di kawasan Timur Tengah.
Dari berbagai manfaat dan pentingnya bahasa Arab yang telah diuraikan, sudah sepantasnya pula bagi lembaga pendidikan untuk lebih memperhatikannya. Karena bahasa Arab juga dipandang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Akan tetapi, melihat dari fakta yang terjadi sekarang ini, kurangnya minat masyarakat terhadap bahasa Arab, serta masih banyaknya kendala yang dihadapi dalam mempelajarinya, menjadikan bahasa Arab itu menjadi terpuruk dan kurang sekali diminati. Diantara kendala tersebut salah satunya bisa kita temukan pada jenjang pendidikan formal. Masih banyak kesulitan yang dirasakan oleh para guru dan siswa dalam pembelajaran bahasa Arab.
Hal ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh salah seorang guru bahasa Arab di jenjang sekolah menengah atas (SMA), yang mana terdapat pelajaran bahasa Arab di sekolahannya. Sehingga, yang terjadi pembelajaran bahasa Arab kurang efektif dan maksimal. Kesulitan pembelajaran bahasa Arab di dunia pendidikan tersebut dikarenakan berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Diantara faktor internal tersebut adalah:
Pertama, latar belakang pendidikan siswa sebelumnya yang bukan dari madrasah atau pesantren.
Kedua, kesulitan dalam membaca kalimat bahasa Arab, khususnya bagi siswa yang belum pandai membaca Al-Qur'an.
Ketiga, kurangnya minat siswa dalam mempelajari bahasa Arab, karena siswa beranggapan bahwa bahasa Arab itu sulit.
Sedangkan dari faktor eksternal meliputi:
Pertama, faktor lingkungan keluarga. Kurangnya dorongan dan motivasi dari keluarga pada siswa untuk belajar bahasa Arab. Selain itu jarang sekali siswa mengulangi dan mempraktikkan pelajaran ketika berada dirumah.
Kedua, faktor lingkungan sekolah. Sikap, metode dari guru yang mengajarkan bahasa Arab yang terkesan jenuh, serta fasilitas sekolah yang kurang mendukung.
Ketiga, faktor masyarakat. Kurangnya peran teman sebaya dalam mengembangkan bahasa Arab.
Dari berbagai faktor ini perlu menjadi catatan khusus bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab. Ada beberapa solusi yang perlu dilakukan di antaranya:
Pertama, perlunya seorang siswa dalam meningkatkan belajar membaca Al-Qur'an. Salah satunya dengan mengikuti berbagai kegiatan, seperti: TPA (taman pendidikan Al-Qur'an), kursus, maupun mengadakan ekstra kurikuler membaca Al-Qur'an di lingkungan sekolahannya.
Kedua, menumbuhkan kesadaran dan kecintaan kepada para siswa akan pentingnya bahasa Arab.
Ketiga, perlunya kreatifitas dalam metode pembelajaran kepada para siswa yang lebih baik dan menarik, sehingga rasa jenuh dalam belajar bahasa Arab itu menjadi hilang. Serta memberikan fasilitas berupa laboratorium bahasa di lingkungan sekolah.
Setidaknya, itulah diantara solusi yang bisa dilakukan, yang kiranya dapat kita jadiakan bahan awal dalam melakukan perubahan mendasar, demi menjaga bahasa Arab terus berkembang, diminati dan dicintai.
Ditulis oleh: Riyadi (Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI