Pertama, faktor lingkungan keluarga. Kurangnya dorongan dan motivasi dari keluarga pada siswa untuk belajar bahasa Arab. Selain itu jarang sekali siswa mengulangi dan mempraktikkan pelajaran ketika berada dirumah.
Kedua, faktor lingkungan sekolah. Sikap, metode dari guru yang mengajarkan bahasa Arab yang terkesan jenuh, serta fasilitas sekolah yang kurang mendukung.
Ketiga, faktor masyarakat. Kurangnya peran teman sebaya dalam mengembangkan bahasa Arab.
Dari berbagai faktor ini perlu menjadi catatan khusus bagi dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab. Ada beberapa solusi yang perlu dilakukan di antaranya:
Pertama, perlunya seorang siswa dalam meningkatkan belajar membaca Al-Qur'an. Salah satunya dengan mengikuti berbagai kegiatan, seperti: TPA (taman pendidikan Al-Qur'an), kursus, maupun mengadakan ekstra kurikuler membaca Al-Qur'an di lingkungan sekolahannya.
Kedua, menumbuhkan kesadaran dan kecintaan kepada para siswa akan pentingnya bahasa Arab.
Ketiga, perlunya kreatifitas dalam metode pembelajaran kepada para siswa yang lebih baik dan menarik, sehingga rasa jenuh dalam belajar bahasa Arab itu menjadi hilang. Serta memberikan fasilitas berupa laboratorium bahasa di lingkungan sekolah.
Setidaknya, itulah diantara solusi yang bisa dilakukan, yang kiranya dapat kita jadiakan bahan awal dalam melakukan perubahan mendasar, demi menjaga bahasa Arab terus berkembang, diminati dan dicintai.
Ditulis oleh: Riyadi (Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H