Mohon tunggu...
Riyadh Nur
Riyadh Nur Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Tulislah apa yang ada di pikiranmu, jangan dipikirkan apa yang akan kamu tulis. Tabik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

"Setan Gundul" Andi Arief Pastikan Demokrat Keluar Koalisi Prabowo

7 Mei 2019   09:30 Diperbarui: 7 Mei 2019   09:40 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: cnnindonesia.com

Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief, kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menyulut emosi teman Koalisi Adil Makmur.

Setidaknya sudah ada beberapa tokoh dari teman koalisi yang mengomentari cuitan Andi. Diantaranya, politisi Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid dan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono.

Bagi saya, cuitan Andi adalah jawaban dari sebuah puzzle manuver Partai Demokrat khususnya pasca-pemilu, dimana satu dengan yang lain saling beririsan dan tidak bisa dipisahkan. Sampai pada akhirnya kita dapat menemukan maksud Demokrat dari cuitan Andi yang mengeluarkan isu setan gundul.

Dalam cuitan pertama Andi, yang perlu kita garis bawahi adalah kemunculan elemen setan gundul pada saat "perjalanan" koalisi Adil Makmur yang terdiri dari 5 Partai Politik. Kemudian konsistensi setan gundul berlanjut sampai memasok kesesatan kepada Prabowo menang 62 persen.

"Dalam koalisi adil makmur ada Gerindra, Demokrat, PKS, PAN, Berkarya, dan rakyat. Dalam perjalanannya  muncul elemen setan gundul yang tidak rasional, mendominasi dan cilakanya Pak Prabowo mensubordinasikan dirinya. Setan Gundul ini yang memasok kesesatan menang 62 persen"

Pada cuitan yang kedua, Andi mulai menguak identitas setan gundul, ia bukan perorangan melainkan sebuah kelompok dan di akhir kalimat Andi mengungkapkan tujuan akhir dari cuitan ini dengan kata "Demokrat akan memilih jalan sendiri"

"Partai Demokrat hanya ingin melanjutkan koalisi dengan Gerindra, PAN, PKS, Berkarya dan Rakyat. jika Pak Prabowo lebih memilih mensubordinasikan koalisi dengan kelompok setan gundul, Partai Demokrat akan memilih jalan sendiri yg tidak hianati rakyat."

Bagi saya, tidak terlalu menarik mengungkap siapa setan gundul yang dimaksud Andi, karena semua rangkaian pemilu sudah selesai dan hanya menyisakan proses rekapitulasi suara saja.

Pertanyaannya, Mengapa Andi baru mengeluarkan setan gundul sekarang, padahal ia sudah tahu kemunculannya sejak masa perjalanan? Pada saat itu, Mengapa Andi tidak secara tegas meminta Prabowo mengeluarkan setan gundul yang akan menyesatkan Prabowo? Jika Andi serius ingin menyelamatkan Prabowo dari kesesatan, harusnya dilakukan saat itu, bukan sekarang!

Semua cuitan politisi yang pernah diciduk polisi karena dugaan penggunaan sabu sekarang tidak akan banyak menolong Prabowo dan perolehan suara partai Koalisi Adil Makmur. 

Andi hanya memancing ikan di air keruh, sekaligus menegasikan keinginan sesungguhnya Partai Demokrat yang ingin "memilih jalan sendiri". Kemana Demokrat memilih jalannya? Jawaban khas politisi populis ke arah yang "tidak khianati rakyat".

Di sini, Andi secara gamblang dan terang menyatakan sikap keluar dari koalisi Prabowo yang menurutnya lebih memilih setan gundul.

Pernyataan Andi hanya retorika semata menggunakan diksi "jika Pak Prabowo lebih memilih" yang tidak lagi mempunyai esensi apapun saat ini. Karena sejatinya koalisi itu sudah selesai, dengan kekalahan Prabowo. 

Sekarang, tinggal menunggu waktu saja dipinang oleh sang pemenang. Jika itu terjadi, maka kekuasaan pun diraih setidaknya untuk lima tahun ke depan demi menjaga eksistensi partai menatap 2024.

Cuitan Andi juga menjawab undangan Presiden Jokowi kepada Putra Sulung SBY yakni Agus Harimurti Yudhoyono beberapa hari lalu. Andi lebih jantan menyatakan sikap Demokrat "memilih jalan sendiri" ketimbang koleganya Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan yang masih berkelit soal demokrat yang tidak akan meninggalkan teman seperjuangan dalam koalisi.

Ke depan, kita tunggu saja pemanggilan AHY kedua kalinya untuk memenuhi undangan Jokowi fit and proper test calon menteri kabinet Jokowi jilid dua. Jika tidak aral melintang, hujan badai menerjang, maka dapat dipastikan Demokrat akan mengarungi lima tahun ke depan bersama Jokowi.

Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun