Ramai membicarakan virus corona yang datangnya dari negeri seberang, China. Hingga negara Timur Tengah, Arab Saudi menutup sementara untuk kedatangan wisata dan jama’ah umroh.
Waduh sampai kapan hal ini terjadi ya? Kasihan mereka yang sudah berbunga-bunga bisa memenuhi panggilan Allah ke Tanah Suci untuk melakukan rukun umroh (Sa'i, thawaf dan tahalul) di Masjidil Haram, Mekkah.
Serta bagi yang pertama kali akan menginjakkan kakinya di Tanah Suci so pasti merasa kecewa belum bisa merasakan jejak perjuangan para nabi dan rasul.
Terjangkitnya virus corona adalah virus negatif. Sama seperti saat tahun 2014 yang ramai diberitakan adanya virus Mers yang di bawa dari binatang khas Timur Tengah, Onta. Menurut saya virus Mers tidak terbukti karena bertepatan saat saya akan melaksanakan ibadah umroh. Di sana saya tanpa memakai masker atau cadar.
Nggak terpikirkan dengan virus umroh. Saya sudah pasang niat paling dalam di lubuk sanubari (ciyee...) bahwasannya saya sudah suntik vaksinasi magnigitis plus. Bilamana teman-teman satu rombongan menutup sebagian wajahnya dengan masker tidak dengan saya.
Fokus melihat suasana negeri Arab saja dan beribadah di sana. Sesekali ngobrol dengan orang-orang Timur Tengah. He he ... Semangat menjelajahi kota suci yang ceritanya ada di kitab suci Al Qur'an dan semangat berjumpa orang-orang cakep berwajah Timteng alias Timur Tengah.
Mengapa keduanya saya katakan virus negatif? Karena membawa berita tak sedap. Mendatangkan penyakit yang berbahaya. Dengan adanya virus corona dan yang pernah viral, virus Mers, kita dituntut untuk selalu menjaga kebersihan. Selain menjaga daya tahan tubuh terhadap serangan wabah penyakit.
Nah kalau virus positif apa sih? Ada-ada saja istilahnya. Eits, saya yang memberikan istilah itu. Bukan ingin viral namun saya ingin mengajak dengan menyebarkan virus positif kepada kalian, netizen dong.
Tentu kalian pembaca online kompasiana ingin tahu apa itu virus positif yang layak utnuk ditularkan karena akan membawa hati yang tenang setelah melakukannya. Terlebih lagi virus positif itu mendatangkan manfaat dan inspirasi bagi banyak umat. Ada juag yang mendatangkan rejeki berupa kekayaan harta dan materi. Hmmm, virus apa ya itu kok jadi penasaran.
Satu ...
Dua ...
Tiga ...
.
.
.
Ini dia terjangkitnya virus positif ayo digiatkan. Yakni membaca offlines alias buku, membaca online alias browsing, membaca laku alias pengamatan dan kalau bisa penelitian dan terakhir adalah menulis.
Membaca itu adalah jendela dunia karena dengan aktif membaca wawasan dan pengetahuan kita jadi bertambah. Dengan menulis kita dapat mencegah kepikunan dini. Dan membuat karya jadi abadi apabila itu tertuang ke dalam buku maupun blog. Asalkan menulis untuk kemaslahatan umat.
Inspirasi Hati :
Dengan terjangkitnya virus negatif corona yang konon menurut informasi berbagai media sudah masuk ke Indonesia marilah kita jaga diri kita akan makanan yang bersih, bergizi, sehat, berolah raga serta menjaga daya tahan tubuh. Jangan sampai menambah jumlah penderita virus negatif tersebut menularkannya kepada yang lain.
Bagi kalian yang terpaksa harus bepergian ke negara China (misalnya) dan tidak dapat ditunda,pasang niat baik-baik dan kondisi kalian mesti prima. Seperti niat saya di tahun isu virus Mers. Nggak percaya isu tersebut justru malah semangat membara. Yakin sama Tuhan.
Sementara untuk virus positif ayo kita viralkan. Kita tegakkan dan giatkan. Gerakan literasi dimanapun berada. Membaca jangan hanya informasi di whats app grup yang belum tentu benar adanya.
Membacalah dengan berbagai literatur yang bisa dipercaya sumbernya. Atau berlatih mengasah imajinasi dengan membaca kumpulan cerpen, puisi dan novel yang makin banyak bertebaran virus positif dari para novelis-novelis pemula hingga senior.
Kurang puas dengan yang kalian baca? Silakan tulis ide brilian kalian sendiri. Ada platform Kompasiana yang bisa menjadi wadah kita berkreasi dan inovasi menjadikan kita menyebarkan virus positif menulis dengan berkarya asli. Karena Kompasiana tidak mau menanggung resiko bila tulisan kontributor ketahuan hanyalah copy paste (plagiat).
Penulis & CopyRight,
Novy E.R.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H