Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). Inovator dan Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Keindahan Geneva: Kota Modern dengan Budaya dan Teknologi yang Memukau

30 Januari 2025   08:12 Diperbarui: 31 Januari 2025   05:07 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu blok dari Geneva yang memperlihatkan sistem transportasi publik yang gratis (dokpri/Rivira Yuana) 


Di tengah pegunungan Alpen yang megah dan danau biru yang mempesona, terletak lah Geneva, sebuah kota yang memadukan keindahan alam dengan kemajuan budaya dan teknologi. Geneva, yang dikenal sebagai salah satu kota paling modern di dunia, adalah pusat diplomasi internasional dan inovasi teknologi. Namun, dibalik kemajuannya, kota ini tetap mempertahankan warisan budayanya yang kaya, menciptakan harmoni antara masa lalu dan masa depan.

Penulis berkesempatan mengunjungi Geneva (Jenewa) Swiss pada tanggal 18 hingga 23  Januari 2025. Sebagai salah satu tujuan wisatawan dari berbagai belahan dunia, Swiss memang merupakan sebuah negara yang memiliki banyak tempat wisata. Apalagi didukung dengan kondisi alam yang memanjakan mata. Setiap kota di Swiss bisa dibilang sangat layak untuk dikunjungi.Termasuk Geneva, kota terpadat kedua di Swiss ini terkenal memiliki keindahan alam yang pesonanya selalu membuat mata terpana. Di kota yang menjadi markas Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Akhirnya saya jadi paham, ternyata pajak yang dipungut Swiss semua dinikmati dalam bentuk infrastruktur yang canggih.Termasuk pajak pada turis. Sebagai perbandingan Singapura yang negara kota sekecil itu saja masih memungut biaya public transport . Orang Geneva terbiasa multilingual, minimal English and French meski dominan French.Mata uang Euro dihargai lebih rendah dari Swiss Franc. Uniknya toko kecil di Geneva tidak mau menerima Euro.

Pemandangan lake Geneva (dokpri/Rivira Yuana)
Pemandangan lake Geneva (dokpri/Rivira Yuana)

Pemandangan lake Geneva (dokpri/Rivira Yuana)
Pemandangan lake Geneva (dokpri/Rivira Yuana)

Pemandangan lake Geneva (dokpri/Rivira Yuana)
Pemandangan lake Geneva (dokpri/Rivira Yuana)

Geneva dikelilingi oleh keindahan alam yang luar biasa. Danau Geneva, atau Lac Lman, menjadi jantung kota ini. Airnya yang jernih memantulkan cahaya matahari, menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Jet d'Eau, air mancur raksasa yang menjulang setinggi 140 meter, menjadi ikon kota ini. Setiap sore, saat matahari terbenam, langit di atas danau berubah menjadi kanvas warna-warni, memukau siapapun yang menyaksikannya.

Geneva adalah kota yang kaya akan sejarah dan budaya. Kota ini menjadi rumah bagi berbagai museum dan galeri seni yang memamerkan karya-karya dari era Renaissance hingga kontemporer. Museum Seni dan Sejarah Geneva, misalnya, menyimpan koleksi seni yang tak ternilai harganya, sementara Patek Philippe Museum memamerkan keindahan jam tangan mewah yang menjadi simbol keahlian tangan Swiss.

Selain itu, Geneva juga dikenal sebagai kota multikultural. Sebagai markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai organisasi internasional lainnya, kota ini menjadi tempat bertemunya orang-orang dari berbagai belahan dunia. Setiap tahun, festival-festival budaya diadakan untuk merayakan keragaman ini, seperti Fte de la Musique, di mana musik dari berbagai genre dan budaya memenuhi sudut-sudut kota.

Di depan markas Perserikatan Bangsa Bangsa di Geneva ( dokpri/Rivira Yuana )
Di depan markas Perserikatan Bangsa Bangsa di Geneva ( dokpri/Rivira Yuana )
Teknologi yang Mendunia

Geneva tidak hanya terkenal karena keindahan alam dan budayanya, tetapi juga karena kemajuan teknologinya. Kota ini adalah pusat penelitian dan inovasi, dengan CERN (Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir) sebagai salah satu institusi paling terkenal di dunia. CERN, yang terletak di perbatasan Swiss dan Prancis, adalah tempat di mana para ilmuwan dari seluruh dunia berkumpul untuk meneliti partikel-partikel terkecil di alam semesta. Temuan-temuan mereka, seperti penemuan Higgs boson, telah mengubah pemahaman kita tentang alam semesta.

Selain CERN, Geneva juga menjadi pusat teknologi finansial (fintech) dan inovasi digital. Banyak startup dan perusahaan teknologi besar yang memilih Geneva sebagai basis operasi mereka, berkat infrastruktur yang canggih dan kebijakan pemerintah yang mendukung inovasi.

Mengunjungi International Red Cross and Red Crescent Museum  (dokpri/Rivira Yuana)
Mengunjungi International Red Cross and Red Crescent Museum  (dokpri/Rivira Yuana)
Hidup yang Berkualitas

Geneva sering kali masuk dalam daftar kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia. Sistem transportasi umum yang efisien, udara yang bersih, dan fasilitas kesehatan yang mutakhir membuat hidup di Geneva sangat nyaman. Kota ini juga dikenal dengan komitmennya terhadap keberlanjutan. Sepeda dan mobil listrik menjadi pemandangan umum, sementara taman-taman hijau yang tersebar di seluruh kota memberikan ruang bagi warganya untuk bersantai dan menikmati alam.

Geneva adalah kota yang sempurna bagi mereka yang mencari keseimbangan antara modernitas dan tradisi. Dengan keindahan alamnya yang memukau, budaya yang kaya, dan teknologi yang mendunia, Geneva tidak hanya menjadi tempat untuk dikunjungi, tetapi juga untuk dijadikan inspirasi. Setiap sudut kota ini bercerita tentang bagaimana masa lalu dan masa depan dapat hidup berdampingan, menciptakan sebuah kota yang benar-benar istimewa.

Swiss, meskipun merupakan negara kecil, telah lama dikenal sebagai salah satu pusat inovasi dan teknologi di dunia.  Swiss terkenal dengan industri jam tangannya yang mendunia. Merek-merek seperti Rolex, Patek Philippe, dan Swatch telah menetapkan standar tinggi dalam hal presisi, desain, dan kualitas.

Teknologi mikromekanik yang dikembangkan di Swiss digunakan tidak hanya dalam jam tangan, tetapi juga dalam instrumen medis dan aerospace.
Selain itu, Swiss adalah rumah bagi ETH Zurich, salah satu universitas teknik terbaik di dunia. Banyak inovasi dalam bidang robotika dan AI lahir dari sini, termasuk robot humanoid seperti ANYmal, yang digunakan untuk eksplorasi di lingkungan berbahaya.

Perusahaan seperti Roche dan Novartis, yang berbasis di Swiss, adalah pemimpin global dalam industri farmasi dan bioteknologi. Mereka mengembangkan obat-obatan inovatif dan alat medis canggih yang digunakan di seluruh dunia. Swiss juga menjadi pelopor dalam teknologi energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga air dan surya. Sistem manajemen energi yang canggih dan ramah lingkungan telah membuat Swiss menjadi salah satu negara dengan jejak karbon terendah di Eropa.

Sistem transportasi untuk melihat pemandangan Monk Blanc yang fenomenal (dokpri/Rivira Yuana)
Sistem transportasi untuk melihat pemandangan Monk Blanc yang fenomenal (dokpri/Rivira Yuana)

Pola Pendidikan Swiss yang Mencetak Lulusan Inovatif

Pendidikan di Swiss dirancang untuk mendorong kreativitas, kemandirian, dan keahlian praktis. Berikut adalah beberapa faktor yang membuat sistem pendidikan Swiss unggul dalam mencetak lulusan yang inovatif, terutama di bidang teknologi.

Swiss memiliki sistem pendidikan yang menggabungkan pembelajaran akademis dengan pelatihan praktis. Siswa dapat memilih untuk melanjutkan pendidikan tinggi atau mengikuti program vokasi (apprenticeship) yang bekerja sama dengan industri. Ini memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Kurikulum pendidikan di Swiss menekankan pentingnya STEM sejak dini. Sekolah-sekolah dan universitas dilengkapi dengan fasilitas laboratorium dan penelitian yang canggih, memungkinkan siswa untuk bereksperimen dan mengembangkan proyek inovatif.

Universitas-universitas terkemuka seperti ETH Zurich dan EPFL (cole Polytechnique Fdrale de Lausanne) bekerja sama erat dengan perusahaan teknologi dan startup. Hal ini memungkinkan mahasiswa untuk terlibat dalam proyek-proyek penelitian yang berdampak nyata, serta mendapatkan pengalaman langsung di industri.

Swiss mendorong budaya inovasi melalui pendanaan penelitian yang besar dan dukungan pemerintah. Mahasiswa dan peneliti diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi ide-ide baru tanpa takut gagal. Ini menciptakan lingkungan yang mendorong terciptanya terobosan teknologi.

Swiss memiliki empat bahasa resmi (Jerman, Prancis, Italia, dan Romansh), dan banyak program pendidikan diajarkan dalam bahasa Inggris. Ini membuat lulusan Swiss siap bersaing di pasar global dan berkolaborasi dengan para ahli dari berbagai negara.

Sistem pendidikan Swiss mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mandiri sejak dini. Mereka diajarkan untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi kreatif, yang merupakan keterampilan penting dalam bidang teknologi.

Swiss adalah contoh nyata bagaimana kombinasi antara sistem pendidikan yang berkualitas tinggi, kolaborasi antara akademisi dan industri, serta budaya inovasi dapat menghasilkan teknologi unggul dan lulusan yang siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan pola pendidikan yang berfokus pada praktik dan riset, Swiss terus mempertahankan posisinya sebagai salah satu negara paling inovatif di dunia.

Bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia bisa meniru keberhasilan Swiss dalam pendidikan Sains dan Teknologi dengan beberapa strategi utama seperti memperbanyak ekosistem inovasi yang kuat dengan cara pendanaan riset melalui kemitraan antara universitas dan industri, insentif pajak bagi perusahaan yang mendanai penelitian maupun membuat pusat inovasi berbasis teknologi di beberapa universitas besar.

Selain itu, kementerian pendidikan tinggi juga dapat menyusun reformasi kurikulum berbasis keterampilan dan teknologi dengan cara mengadopsi metode pembelajaran berbasis proyek dan problem-solving. Pemerintah juga harus mendorong kualitas pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) sejak dini termasuk memperkenalkan pemrograman dan kecerdasan buatan dalam kurikulum sekolah.  

Swiss memiliki model "dual education system" yang memungkinkan siswa bekerja sambil belajar. Indonesia bisa mengadaptasi dengan program apprentice (magang) terstruktur untuk mahasiswa,  sertifikasi keahlian berbasis standar industri global termasuk melibatkan  perusahaan dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi.

Swiss memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran sehingga kebutuhan akses internet dan perangkat digital di seluruh wilayah menjadi suatu keharusan. Pemerintah juga perlu mendorong pengembangan platform e-learning berkualitas tinggi untuk semua jenjang termasuk meningkatkan pelatihan guru dalam penggunaan teknologi pendidikan.

Jika strategi ini diterapkan secara konsisten, Indonesia bisa meningkatkan kualitas pendidikan sains dan teknologi seperti Swiss.  (Rivira Yuana )

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun