Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). Inovator dan Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mewujudkan Joyful Learning dan Manajemen Talenta Sekolah

12 Desember 2024   16:29 Diperbarui: 15 Desember 2024   20:08 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ciri pembelajaran kontekstual adalah siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai sosok yang belajar secara aktif dalam mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau kelompok dan orang yang dapat belajar sambil berbuat (learning by doing).

Sistem CTL menggunakan metode penilaian yang autentik (using authentic assessment). Penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar mengajar.

Adapun bentuk-bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru adalah portfolio. Portfolio merupakan kumpulan tugas yang dikerjakan siswa dalam konteks belajar di kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut supaya lebih kreatif.

Mereka memperoleh kebebasan dalam belajar, selain itu portfolio juga memberikan kesempatan lebih luas untuk berkembang serta memotivasi siswa. Penilaian ini tidak perlu mendapatkan penilaian angka, melainkan melihat pada proses siswa sebagai pembelajar aktif.

Pembelajaran joyful learning terkendala oleh kondisi lingkungan sekolah yang ada sekarang ini, yang kebanyakan kurang ramah lingkungan dan kurang nyaman untuk mengembangkan daya imajinasi anak. Bahkan tidak sedikit bangunan fisik sekolah yang gaduh, bising dan dikepung oleh aneka polusi udara karena letaknya terlalu dekat dengan jalan raya.

Mestinya pendidikan dasar dan menengah memiliki lingkungan belajar yang nyaman dan ramah lingkungan. Di dalam mengembangkan kecerdasan, karakter unggul dan budi pekerti siswa perlu bangunan sekolah yang lebih ergonomik.

Bangunan sekolah rindang dan sejuk, lapangan olahraga yang memadai dan dilengkapi dengan taman. Ruang kelasnya dirancang lebih alamiah dan membuat siswa bisa rileks karena tidak terkurung oleh tembok.

Sarana belajar di kelas seperti meja, kursi, papan tulis, alat penerangan dan lain-lain dibuat sesuai dengan standar ergonomi sehingga tubuh siswa tidak merasa terganggu selama menerima pelajaran. (Rivira Yuana, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Institut Sains dan Teknologi Nasional/ISTN)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun