Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). Inovator dan Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mewujudkan Joyful Learning dan Manajemen Talenta Sekolah

12 Desember 2024   16:29 Diperbarui: 15 Desember 2024   20:08 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Joyful Learning dan Manajemen Talenta Sekolah (Sumber: HERYUNANTO/Kompas.id)

Proses kreatif juga penting dilakukan sejak Sekolah Dasar. Proses kreatif itu bisa tumbuh jika didukung dengan adanya guru yang inspiratif bagi siswanya. 

Definisi umum dari guru inspiratif adalah yang mampu membuat siswanya nyaman dan betah selama menerima pelajaran.

Guru inspiratif itu memiliki metode yang unik dalam mengajar, memiliki deposit humor yang menyegarkan, memiliki wawasan dan sumber bacaan yang memadai terkait dengan kemajuan. 

Guru inspiratif memiliki gaya komunikasi yang baik. Untuk menjadi guru inspiratif dan kreatif tidak mesti berbiaya mahal. Semua guru di sekolah sebenarnya mampu menjadi seperti itu.

Pembelajaran Joyful Learning, guru inspiratif dan manajemen talenta sekolah yang sudah mapan merupakan syarat jika ingin menyempurnakan atau mengganti kurikulum Merdeka. Jika ketiga faktor diatas tidak terwujud, maka dunia pendidikan di Indonesia tidak bisa lepas dari lingkaran setan yang terjadi selama ini.

Dalam era digital saat ini, guru inspiratif sangat penting untuk mewujudkan manajemen talenta di sekolah. Banyak pihak yang belum menyadari betapa pentingnya manajemen talenta.

Manajemen talenta di sekolah dasar pada prinsipnya mengidentifikasi talenta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), talenta olahraga, talenta seni dan budaya

Talenta iptek pun kini tumbuh sejak usia SD. Karena anak-anak SD sekarang ini sudah banyak yang bersentuhan dengan gadget dan dunia internet yang sehat. Bahkan anak SD dan SMP sudah membutuhkan pengetahuan tentang coding atau membuat aplikasi berbasis Android.

Keniscayaan, guru wali kelas mesti memahami masing-masing siswa mampu melakukan proses kreatif dan pelatihan bakat dengan baik. Manajemen talenta sekolah searah dengan kebijakan Kementerian Pendidikan, melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) dan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI).

Selain faktor guru yang inspiratif, ekosistem pendidikan juga perlu memperbanyak perlombaan atau turnamen yang menjadi kesempatan bagi para pelajar untuk menumbuhkan bakatnya.

Untuk itu Kementerian Pendidikan membentuk Puspresnas sebagai unit kerja yang fungsinya berfokus pada manajemen talenta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun