Metode Joyful Learning yang kini menjadi fokus bahasan dunia pendidikan di tanah air bisa dilakukan secara optimal jika pelaksanaannya dibantu dengan inovasi pendidikan dan sekolah yang bernuansa wisata ilmu pengetahuan yang menyenangkan dan interaksi ruang kelas yang sarat jenaka atau humor.
Sesaat setelah dilantik, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Abdul Mu'ti Kabinet Merah Putih menjelaskan arti joyfull dalam metode pembelajaran Deep Learning. Publik beranggapan metode ini akan menggantikan Kurikulum Merdeka.
Menurut Menteri Mu'ti, joyfull akan akan terwujud jika pembelajaran mindfull dan meaningful bisa terlaksana. Pembelajaran mindfull dilakukan dengan mendorong siswa agar berpikir aktif selama proses belajar-mengajar berlangsung. Guru mengajak dan mengarahkan siswa sehingga mereka bisa bereksplorasi saat belajar.
Sedangkan meaningful dilakukan agar siswa tahu tujuan mereka belajar. Siswa tahu gunanya belajar itu untuk apa. Dengan pembelajaran meaningful, siswa akan mengetahui kegunaan ilmu dari pelajaran yang mereka pelajari.
Karena itu, pembelajaran yang mindful dan meaningfull dia nilai penting. Pembelajaran mindful dan meaningfull akan melahirkan pembelajaran yang joyful.Â
Pembelajaran ini pada gilirannya akan membentuk siswa berbakat yang unggul. Bakat atau talenta mestinya dikelola sejak usia dini. Sekolah diharapkan menjadi wahana pemandu bakat sejak usia dini.
Talenta setiap anak ini unik, oleh sebab itu guru mesti bisa mengidentifikasi lalu dikembangkan dalam ekosistem atau lingkungan sekolah yang kondusif, nyaman dan inklusif.
Guru mesti inspiratif dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dengan berbagai alat peraga atau simulasi, minimal dengan menggunakan olah bahasanya yang memotivasi. Dengan menggunakan bahasa yang menyenangkan dan sarat humor.
Guru hendaknya dapat menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya dan mengemukakan gagasan, menciptakan kegiatan yang beragam serta mampu membuat alat bantu/media belajar sederhana yang dapat memudahkan pemahaman siswa.
Sejak di Sekolah Dasar, para siswa mestinya sudah dipetakan seperti apa talentanya. Para guru mesti kreatif dan memiliki cara atau kiat masing-masing untuk menanamkan sikap kepada siswanya bahwa datang ke sekolah itu asyik dan menyenangkan. Sehingga seluruh siswa dalam persepsinya bersekolah itu seperti berwisata ilmu pengetahuan dan pesta seni budaya.