Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Transformasi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mewujudkan Guru Profesional dan Pembelajaran Imersif

25 November 2024   09:43 Diperbarui: 25 November 2024   10:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Hari Guru Nasional (HGN) diperingati setiap 25 November. Peringatan HGN tahun 2024 bertema "Guru Hebat, Indonesia Kuat". Tema tersebut dipilih untuk menjadi dukungan dan apresiasi pada seluruh guru yang ada di seluruh Tanah Air.

Tema itu dipilih untuk menggambarkan bagaimana peran guru hebat yang mendedikasikan waktunya untuk mendampingi dan membina generasi muda Indonesia dalam membangun Indonesia jadi bangsa yang kuat.
Sebagai wujud apresiasi atas peran guru dalam mendidik generasi penerus bangsa, serta dalam rangka memeriahkan peringatan HGN, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti meluncurkan bulan November sebagai Bulan Guru Nasional.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen menyelenggarakan program Wajib Belajar 13 tahun, yang dimulai dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga pendidikan menengah. Kemendikdasmen mengusung semangat pendidikan bermutu untuk semua. Dengan demikian, peranan guru menjadi sangat penting dalam mendidik generasi muda dan tidak tergantikan oleh teknologi. Meskipun begitu, perkembangan teknologi sangat membantu proses pembelajaran, salah satunya adalah teknologi Immersive.

Menurut pemerintah saat ini ada tiga persyaratan untuk mewujudkan guru yang profesional dan sejahtera. Yang pertama adalah sertifikasi guru. Untuk itu, Kemendikdasmen akan membantu guru-guru yang belum memiliki Ijazah Strata 1 (S-1) atau Diploma IV (D-IV). Program pemerintah di masa yang akan datang adalah pemberian beasiswa, atau bantuan pendidikan untuk guru agar dapat melanjutkan studi ke jenjang D4 atau S1.
Kedua, peningkatan kompetensi guru yang berkelanjutan. Setidaknya ada empat kompetensi guru yang harus terus dibangun bersama-sama, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Maka, pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru akan terus ditingkatkan. Kedepan yang ikut Pendidikan Profesi Guru akan ada dua materi tambahan, yaitu bimbingan konseling dan pendidikan nilai.
Ketiga, kesejahteraan guru akan terus ditingkatkan. Keniscayaan, guru bermutu, guru berkualitas, guru hebat itu salah satunya ditentukan oleh kesejahteraan guru.
HGN sebaiknya dijadikan momentum untuk mengembangkan profesionalitas guru sesuai perkembangan teknologi. Patut kita simak laporan Bank Dunia yang berjudul How Indonesia's Subnational Government Spend Their Money on Education. Dalam laporan itu disebutkan 86 persen anggaran pendidikan di daerah hanya untuk gaji guru, bukan pengembangan kualitas pendidikan.Sebanyak 86 persen dipakai untuk gaji dan tunjangan guru, sementara infrastruktur hanya 5 persen, biaya operasional 3 persen, dan pelatihan guru hanya 1 persen.
Dari aspek kualitas, berdasarkan data UNESCO dalam Global Education Monitoring (GEM) masih terdapat 25 persen guru yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik dan hampir setengah lebih belum memilki sertifikat profesi. Usaha meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru merupakan keniscayaan bangsa yang tengah memasuki era industri 4.0. Kebutuhan terhadap guru professional berstandar dunia untuk menguatkan industrialisasi nasional perlu terobosan teknologi.
Saatnya membentuk guru dengan klasifikasi yang berstandar global. Klasifikasi diatas bisa dibentuk melalui program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang kini memegang dana abadi triliunan rupiah.
Publik berharap agar program LPDP yang merupakan investasi bangsa di bidang sumber daya manusia (SDM) bisa lebih massive.Keniscayaan para guru mesti merasakan langsung Program LPDP.  Para gutru dari pelosok sekalipun perlu diarahkan untuk mendapat Letter of Acceptance (LoA) atau conditional letter dari perguruan tinggi luar negeri.
Tentunya para guru dari desa dan pelosok daerah kesulitan memperoleh LoA. Karena untuk dapatkan itu prosesnya panjang dan membutuhkan dana dan kemampuan bahasa asing yang lebih. Saatnya LPDP menambah bea siswa untuk guru berprestasi agar bisa belajar di luar negeri. Program beasiswa luar negeri LPDP selama ini fokus untuk program S-2 dan S-3 hal itu mesti mengakomodasi para guru untuk mengembangkan profesionalitasnya.

Ilustrasi Pembelajaran Imersif (Sumber :kallainstitute.ac.id)
Ilustrasi Pembelajaran Imersif (Sumber :kallainstitute.ac.id)

Pembelajaran Imersif

Guru perlu memahami teknologi pembelajaran yang berfokus untuk mengembangkan metode pembelajaran berbasis teknologi imersif (immersive technology). Teknologi tersebut juga mampu menjadi sarana pendidikan karakter dan menguatkan kebudayaan bangsa.
Platform itu diadakan dengan menggunakan ruang Metaverse sehingga akan terkesan lebih menyenangkan. Dengan teknologi masa depan, kita mampu mengembangkan talenta anak bangsa dengan kebudayaan dan jati diri bangsa.
Pembelajaran imersif mampu meningkatkan pendidikan dan pengembangan keterampilan secara signifikan dengan memanfaatkan kekuatan teknologi seperti realitas virtual, augmented dan campuran.
Metode pembelajaran berbasis kelas tradisional sebagian besar bergantung pada gaya belajar auditori dan cenderung secara tertulis. Setiap siswa adalah unik dan ini tercermin pada bagaimana mereka memproses dan menyimpan informasi. Pentingnya menyediakan konten yang menarik dan interaktif menawarkan pengalaman belajar yang lebih inklusif dan mudah diakses, terutama bagi mereka yang cenderung pada gaya belajar visual dan kinestetik.
Sedangkan metode pembelajaran imersif melibatkan penggunaan teknologi untuk menciptakan lingkungan digital atau buatan yang imersif. Pembelajaran imersif adalah cara yang sangat efektif bagi para siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Dalam hal Ini menyediakan konten dan lingkungan buatan yang dibuat secara digital yang secara akurat mereplikasi skenario kehidupan nyata sehingga keterampilan dan teknik baru dapat dipelajari dan disempurnakan. Pelajar bukan hanya penonton pasif; mereka menjadi peserta aktif yang secara langsung mempengaruhi hasil.

Mengenal berbagai jenis teknologi adalah langkah penting pertama bagi guru yang ingin memahami imersif. Setiap jenis teknologi imersif dapat membawa manfaat unik yang dapat diterapkan dengan cara yang berbeda dalam konteks pembelajaran. Terdiri dari :

1.   Virtual Reality

Realitas virtual (VR) mampu menggairahkan pelajar dalam dunia digital alternatif. Konten diakses melalui headset VR seperti HTC Vive atau Oculus Quest, sering dikombinasikan dengan headphone dan pengontrol tangan yang memungkinkan pelajar untuk menavigasi jalan mereka di sekitar ruang virtual mereka.

2.    Realitas Tertambah (Augmented Reality)

Alih-alih menghalangi dunia nyata, augmented reality memadukannya dengan konten digital. Aset digital dapat mengambil banyak bentuk dan bentuk, sehingga bisa datar dan 2D, yang sangat bagus untuk informasi instruksional, atau lebih kompleks dan 'nyata' dalam 3D. Konten dapat dipicu oleh objek atau tempat geografis tertentu. Perangkat seluler, seperti smartphone dan tablet memungkinkan pelajar mengakses konten, membuatnya mudah diakses.

3.    Realitas Campuran (Mixed reality)

Mixed reality menggabungkan elemen virtual dan augmented reality. Seperti augmented reality, itu melapisi konten digital dengan dunia nyata. Konten ini berlabuh dan berinteraksi dengan objek di dunia nyata. Perbedaan utama antara realitas campuran dan augmented reality adalah bahwa dalam realitas campuran, aset digital dapat terlihat dikaburkan oleh objek dunia nyata.

4.    360 Film

Video 360 derajat biasanya difilmkan secara langsung, daripada dibuat dengan desain komputer. Meskipun siswa dapat mengakses konten ini melalui headset VR, bisa terpesona dan tenggelam dalam suatu lingkungan sudut pandang pembuat film. Ini adalah metode yang bagus untuk memperkenalkan kunjungan lapangan virtual, membawa siswa ke tempat-tempat yang jauh tanpa meninggalkan ruang kelas. (Rivira Yuana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun