Alumni sangat berperan untuk mencegah fonemena yang memprihatinkan pada saat ini, dimana ini perguruan tinggi boleh dikatakan sebagai produsen pengangguran intelektual. Untuk mengatasinya dibutuhkan skema kredit mahasiswa. Biaya kuliah seorang mahasiswa pada saat ini cukup memberatkan orang tua.Â
Pentingnya alumni memberikan bantuan beasiswa atau bisa juga mengusahakan skema kredit mahasiswa untuk biaya kuliah seperti uang masuk perguruan tinggi, uang kuliah setiap semester, dan biaya hidup sehari-hari bagi mahasiswa.Â
Nantinya, yang akan melunasi kredit tersebut adalah si mahasiswa itu sendiri setelah bekerja. Kemudian untuk mencetak young entrepreneurs alias pengusaha muda dibutuhkan juga skema kredit mahasiswa untuk usaha.
Kredit mahasiswa di negeri ini memiliki arti yang strategis, karena akan membentuk sejak dini lapisan entrepreneur yang mampu berbisnis secara sehat.Â
Alangkah baiknya kita menengok kebijakan yang dijalankan oleh Bank Sentral Amerika Serikat yang mengalokasikan dana hingga 300 miliar US dolar kepada pemegang surat berharga yang ditopang dengan berbagai jenis pinjaman, termasuk kredit mahasiswa.Â
Kebijakan bank sentral tersebut telah membantu para mahasiswa, sehingga mereka bisa menyelesaikan kuliah dengan baik lalu menjadi pengusaha yang tangguh.
Skema pembiayaan pendidikan dengan cara komersial, termasuk peluang perguruan tinggi untuk menerbitkan surat obligasi guna menutup biaya operasional, pengembangan infrastruktur, hingga pemberian bea-siswa dan skema kredit mahasiswa telah menjadi agenda penting di negara maju. Bahkan publik di Amerika Serikat menilai bahwa risiko obligasi terbitan perguruan tinggi terbilang kecil.Â
Sukses perguruan tinggi di Amerika dalam meraup dana obligasi diperlihatkan oleh Princeton University, Cornell University , University of Notre Dame, dan lain-lainnya. Princeton telah sukses melepas obligasi senilai 1 miliar dollar US.
Kehadiran universitas asing di Indonesia merupakan keniscayaan karena tuntutan zaman. Namun begitu kehadiranya perlu diantisipasi dan program studinya harus ditentukan secara tepat agar sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional.
Resistensi kehadiran ditunjukkan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) yang bakal terkena dampak langsung beroperasinya universitas asing.Â
Penolakan Aptisi didasarkan pada alasan yang sangat kuat. Yaitu, saat ini terdapat sekitar dua ribu PTS kecil yang tersebar di seluruh Indonesia, yang harusnya didorong terlebih dahulu agar bisa meningkatkan kualitas pendidikannya.