Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). Inovator dan Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Urgensi Prodi Multidisiplin dan Interdisiplin, Perlu Transformasi Kurikulum PT

18 September 2024   13:56 Diperbarui: 18 September 2024   17:57 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program interdisiplin ini dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan yang kompleks di dunia kerja yang semakin terhubung dan berubah dengan cepat.

Apa relevansinya terhadap dunia kerja?

Kebutuhan akan lulusan yang memiliki pemahaman multidisiplin dan interdisiplin semakin tinggi di dunia kerja. Perusahaan dan organisasi membutuhkan individu yang mampu melihat masalah dari berbagai perspektif dan menghasilkan solusi yang inovatif.

Misalnya, di bidang teknologi, perusahaan tidak hanya mencari ahli dalam pengembangan perangkat lunak, tetapi juga membutuhkan pemahaman tentang etika, hukum privasi, dan perilaku konsumen.

Industri juga semakin tertarik pada keterampilan seperti pemecahan masalah yang kompleks, kemampuan berpikir kritis, dan kolaborasi lintas disiplin, yang semuanya dapat dikembangkan melalui pendekatan pendidikan yang multidisiplin dan interdisiplin. Perubahan ini menandakan bahwa kurikulum perguruan tinggi harus lebih adaptif dan responsif terhadap tuntutan dunia kerja yang terus berkembang.

Meskipun transformasi kurikulum ke arah multidisiplin dan interdisiplin menawarkan banyak manfaat, implementasinya tidak tanpa tantangan. Beberapa tantangan utama antara lain adalah struktur yang terlalu kaku di mana banyak universitas memiliki struktur akademik yang memisahkan fakultas dan departemen secara ketat, sehingga kolaborasi lintas disiplin menjadi sulit.

Selain itu, kurikulum yang padat di mana mahasiswa sering kali sudah dibebani dengan banyak mata kuliah inti, sehingga sulit untuk menambahkan kursus dari disiplin lain. Beberapa perguruan tinggi swasta di Indonesia sudah meniru jumlah kredit kurikulum inti dari negara maju seperti Amerika dengan total kredit hanya 60 dari 144 untuk tingkat sarjana.

Tantangan lain yang dihadapi adalah kesiapan dosen. Dosen juga perlu mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat melibatkan perspektif lintas disiplin. Sayangnya, budaya teamwork memang menjadi kendala di negara kita di mana kolaborasi berbagai kelompok sulit untuk dioptimalkan karena semua masih terbiasa dengan ego sektoral.

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa strategi dapat diterapkan yakni melalui fleksibilitas dalam kurikulum dengan menyediakan pilihan lintas fakultas atau program yang memungkinkan mahasiswa mengeksplorasi bidang lain.

Terobosan di era menteri pendidikan di bawah presiden Joko Widodo adalah kurikulum MBKM yakni merdeka belajar kampus merdeka. Salah satu aktivitas MBKM adalah belajar di kampus yang sama dari prodi yang berbeda bisa dilakukan hingga 2 semester. Artinya, pemerintah sudah menyadari bahwa kebutuhan lulusan perguruan tinggi lintas disiplin memang semakin tinggi.

Massive Open Online Courses (MOOCs)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun