Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Transformasi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Urgensi Kanal Edukasi dan Platform Digital untuk Mendukung Badan Gizi Nasional

13 September 2024   06:17 Diperbarui: 13 September 2024   06:33 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa menyantap sajian makanan saat uji coba program makan bergizi gratis (KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Urgensi Kanal Edukasi dan Platform Digital untuk Mendukung Badan Gizi Nasional 

Pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) yang akan dilaksanakan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto pada awal tahun 2025 sangat ditunggu publik. MBG tidak sekedar membagi-bagikan paket makanan saja, tetapi juga memiliki implikasi bagi edukasi masyarakat tentang gizi. Juga ikut memberdayakan komoditas pangan lokal yang sehat dan bergizi. Serta pemberdayaan ekonomi rakyat hingga ke pelosok desa terkait dengan usaha catering, kantin sekolah, pasar bahan pangan serta kegiatan perempuan yang bergabung dalam PKK dan Posyandu.

Edukasi tentang gizi sebaiknya ditunjang dengan kanal edukasi. Basis data, monitoring dan pencatatan yang akurat tentang kondisi gizi masyarakat memerlukan platform digital yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional.

Pemerintah telah resmi membentuk Badan Gizi Nasional (BGN) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 83 Tahun 2024. Pembentukan BGN merupakan persiapan pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) yang membutuhkan anggaran Rp 71 triliun di tahun pertama pelaksanaannya. BGN memiliki kewenangan untuk mengkoordinasikan, merumuskan, dan menetapkan kebijakan teknis dalam bidang tata kelola, penyediaan dan penyaluran, promosi dan kerja sama, serta pemantauan dan pengawasan terkait pemenuhan gizi nasional. Program makan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto ditargetkan dapat dimulai pada 2 Januari 2025. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan, pada tahap pertama program tersebut akan menargetkan minimal 15 juta penerima.

MBG merupakan transformasi gizi masyarakat, perlu ditunjang dengan Kanal Gizi, Perempuan dan Anak. Melalui kanal ini, perempuan dan anak dari seluruh wilayah Indonesia dapat mengakses informasi komprehensif dan terpercaya seputar gizi, Kesehatan dan sumber daya pangan lokal yang memenuhi syarat dan ketentuan. Informasi yang tersedia dalam berupa berita faktual, kisah inspiratif, dan program edukasi yang mencakup beragam topik mulai dari tips memasak makanan yang sesuai dengan kaidah gizi hingga pelatihan kewirausahaan makanan dan bahan pangan dalam satu aplikasi kanal

Kanal tersebut sebaiknya bekerja sama dengan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) seperti RRI dan TVRI. Kanal sebaiknya juga menyediakan akses sekali klik (one-click-access) ke layanan hotline Badan Gizi Nasional dan kementerian terkait.

Kanal edukasi gizi juga sangat tepat untuk edukasi kegiatan Posyandu (pos pelayanan terpadu). Yang merupakan lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan dalam naungan PKK untuk pelayanan sosial utamanya masalah kesehatan masyarakat. Kegiatan Posyandu kini meliputi seluruh kelompok umur, tidak hanya balita dan ibu hamil. Tetapi kini juga menyasar kondisi kesehatan para lansia yang ada di desa/kelurahan yang jumlahnya semakin meningkat.

Kegiatan utama kader posyandu.adalah penimbangan/pengukuran parameter yang terkait dengan kesehatan tubuh. Selain itu juga pemberian makanan bergizi serta penyuluhan kesehatan untuk menanggulangi masalah tengkes ( stunting ). Jumlah total desa/kelurahan di Indonesia mencapai 83.381 tentunya untuk melakukan transformasi kegiatan Posyandu dibutuhkan platform atau peralatan yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini.

Semua aktivitas pengukuran parameter kesehatan warga desa/kelurahan membutuhkan perangkat kesehatan cerdas, Data-data pencatatan kesehatan murid sekolah dan warga oleh Kader PKK bisa disimpan dalam platform digital BGN yang juga bisa berfungsi semacam medical record. Platform kesehatan tersebut juga menyediakan aplikasi dan layanan kesehatan secara komprehensif dan terintegrasi.

Kalangan perguruan tinggi juga sudah ada yang mengembangkan alat deteksi dini stunting berbasis kecerdasan buatan (AI). Alat deteksi stunting yang diberi nama Electronic Stunting Detection System (ESDS) ini dirancang terintegrasi dengan sistem informasi dan aplikasi smartphone. Alat ini melakukan pengukuran massa dan panjang tubuh pada bayi dan anak secara cepat. Tak hanya itu, alat dapat menyimpan hasil pengukuran secara otomatis sebagai data di aplikasi yang telah terintegrasi. Dengan begitu, pertumbuhan dan perkembangannya dapat dipantau secara berkala untuk mendeteksi secara dini gejala stunting pada anak di bawah umur dua tahun dengan bantuan machine learning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun