Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Transformasi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kembangkan Kota Kreatif Utamakan Gen Z, Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi

26 Agustus 2024   11:09 Diperbarui: 27 Agustus 2024   10:17 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan kota kreatif juga membutuhkan sistem fleksibilitas kerja bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah. Tentunya fleksibilitas tersebut disertai dengan standarisasi pembobotan kerja yang ditunjang dengan transformasi digital.

Fleksibilitas kerja tidak sekedar pegawai dibolehkan bekerja di rumah atau di luar kantor serta tambahan hari libur selain Sabtu dan Minggu. Fleksibilitas kerja memerlukan mentalitas korporasi yang menjunjung tinggi produktivitas kerja disertai daya kreativitas dan inovasi para pegawai.

Fleksibilitas ASN membutuhkan etos kerja dan daya inovasi yang setara dengan korporasi dunia. Perlu mencontoh metode dan standar korporasi global yang selama ini memiliki budaya yang dijabarkan secara praktis dalam bentuk seperti GE Way, Toyota Way, Samsung Way.

Dalam tingkatan pemerintah daerah fleksibilitas ASN memerlukan infrastruktur kota yang sesuai dengan perkembangan zaman. Bentuk infrastruktur tersebut sebenarnya sudah ada di beberapa kota dalam bentuk platform digital yang bernama Command Center.

Seperti misalnya Bandung Command Center dan yang serupa di Surabaya serta kota-kota lainnya. Pembuatan command center juga melibatkan perguruan tinggi setempat.

Bandung Command Center ( sumber : Tribun Jabar )
Bandung Command Center ( sumber : Tribun Jabar )

Eksistensi command center kota sebaiknya juga terkait dengan layanan elektronik dan sebagai media brainstorming kreativitas secara digital di antara stakeholder kota.

Agar penyelesaian masalah perkotaan seperti ketertiban umum hingga masalah ketenagakerjaan untuk generasi muda bisa dikelola lebih sistematis, terukur dan berkesinambungan.

Pengembangan command center perlu dilengkapi dengan teknologi simulator. Betapa pentingnya simulasi infrastruktur kota secara virtual yang terpadu dengan sistem informasi bidang kependudukan, perekonomian, kebudayaan dan pelayanan publik. Dan yang terpenting bisa menunjang aspek ketenagakerjaan dan manajemen talenta warga kota.

Ada contoh ideal untuk menggambarkan kondisi diatas, salah satunya adalah di Cina, yakni Beijing Municipality Planning Exhibition.

Infrastruktur simulator tersebut merupakan command center media, simulasi atau alat peraga digital berbasis AI, AR dan Big Data, dan sekaligus expert system yang mampu menggambarkan dan mengelola secara detail kondisi kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun