Mohon tunggu...
Rivira Yuana
Rivira Yuana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wakil Rektor Bidang Transformasi Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Pengembang TIK

Wedha Wiyata Wira Sakti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Harkitnas: Wujudkan Budi Utomo 4.0 dengan Transformasi Perguruan Tinggi

20 Mei 2024   00:18 Diperbarui: 20 Mei 2024   16:30 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pendiri organisasi Budi Utomo. (Foto Kemendikbud Ristek via Kompas.com )

Oleh : Rivira Yuana  *)

Setiap era generasi membutuhkan spirit dan gerakan kebangkitan nasional sesuai dengan semangat zaman. Pada era tahun 1908-an, spirit dan gerakan tersebut diwujudkan oleh sekelompok mahasiswa kedokteran dengan membentuk perkumpulan atau organisasi yang bernama Budi Utomo. Pada era dunia yang tengah getol bertransformasi menerapkan revolusi Industri 4.0, dibutuhkan massive action untuk menumbuhkan Budi Utomo 4.0 di berbagai penjuru Tanah Air. Salah satu langkah strategis gerakan Budi Utomo 4.0 adalah mencetak sebanyak-banyaknya startup dari lingkungan mahasiswa.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-116 Tahun 2024, mengetengahkan tema "Bangkit untuk Indonesia Emas".

Mewujudkan Indonesia maju perlu SDM berkualitas yang notabene adalah lulusan perguruan tinggi. Untuk itu diperlukan transformasi Perguruan Tinggi agar menghasilkan generasi adaptif dan berdaya saing di tengah perkembangan pasar yang cepat.

Budi Utomo didirikan oleh sekelompok mahasiswa, hal ini menunjukkan bahwa semangat zaman pada eranya selalu dikendalikan oleh pemuda atau mahasiswa. Dengan demikian sejatinya spirit kebangkitan nasional datang dari kampus dan digerakkan oleh mahasiswa.

Pembentukan Budi Utomo di ruang anatomi STOVIA, kini dijadikan Museum Kebangkitan Nasional. (KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustom)
Pembentukan Budi Utomo di ruang anatomi STOVIA, kini dijadikan Museum Kebangkitan Nasional. (KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustom)

Sejarah Budi Utomo

Sejarah mencatat bahwa Budi Utomo atau Van Ophuijsen merupakan organisasi pemuda yang didirikan oleh Soetomo bersama dengan beberapa sejawatnya yakni mahasiswa kedokteran yakni School tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA). Para mahasiswa STOVIA menyambut gembira gagasan organisasi yang disampaikan oleh Wahidin Sudirohusodo. 

Dalam pertemuan 20 Mei 1908 yang berlangsung di Ruang Anatomi miliki STOVIA disepakati membentuk organisasi yang diberi nama Perkumpulan Budi Utomo. 

Agenda lain yang dibahas pada kongres ialah untuk mendirikan Badan Bantuan Pendidikan atau disebut pula sebagai Studiefonds. Aktivitas untuk membantu para pelajar adalah sebagian dari program kerja Budi Utomo.

Tak bisa dimungkiri, Harkitnas sejatinya lahir dan bermuara dari Gerakan di kampus dan mahasiswa adalah pelaku utamanya. Sayangnya spirit kebangkitan nasional pada saat ini kian memudar sesuai dengan sederet persoalan yang mendera dunia perguruan tinggi di Indonesia pada saat ini. Rasio jumlah mahasiswa dan penduduk belum menggembirakan alias masih kecil bila dibandingkan dengan negara lain.

Jiwa Kebangkitan Nasional bisa kokoh jika bangsa Indonesia menempuh rekayasa budaya dan totalitas melakukan transformasi perguruan tinggi. Menghadapi gelombang disrupsi, perlu totalitas untuk melakukan rekayasa budaya menumbuhkan karakter unggul dan etos kerja yang berbasis kampus.

Jika rekayasa budaya bisa sinergi dengan kegiatan riset dan inovasi pusat dan daerah serta perguruan tinggi, niscaya kebangkitan nasional negeri ini akan terwujud dalam waktu yang lebih singkat. 

Kebangkitan membutuhkan sebanyak banyaknya tokoh muda inovator. Saatnya melakukan inovasi segala macam disiplin ilmu dan keanekaragaman budaya. Baik inovasi tingkat dunia maupun tingkat lokal yang memiliki arti strategis dalam kehidupan berbangsa. Berbicara tentang inovator kita menjadi prihatin lantaran Indonesia kini memiliki indeks inovasi yang masih rendah dibanding negara tetangga.

Keniscayaan untuk mewujudkan kebangkitan nasional yang esensial adalah menyuburkan budaya inovasi yang berbasis di perguruan tinggi dan komunitas masyarakat.

Melihat kondisi global saat ini, jika negeri ini dianalogikan sebagai perusahaan besar yang bernama "Indonesian Incorporated" niscaya membutuhkan yang mampu mengendalikan semangat zaman dengan penuh keberanian, punya inisiatif besar tentang bermacam inovasi dan jenis usaha untuk menuju negara maju yang berkeadilan sosial.

Kini kemajuan suatu bangsa dipicu oleh seberapa banyak pemuda yang berani berkreasi dan berinovasi sesuai dengan tren dunia. Tak kurang dari lembaga pendidikan kelas dunia yakni Harvard Business yang menekankan pentingnya mendorong daya saing pemuda untuk berinovasi dan memperbaiki proses produksi terkait dengan sumber daya disekitarnya.

Perlu memperbaiki pola pikir dan proses kreatif pemuda yang berbasis kampus dan dalam berbagai disiplin ilmu. Modus kreativitas terbentuk dari berbagai disiplin ilmu lalu bersenyawa menjadi produk yang luar biasa. 

Kondisi dunia saat ini membutuhkan pemuda yang kepalanya senantiasa memercikkan kreativitas.Dari aspek psikologi kreativitas merupakan proses kejiwaan yang unik. Yakni proses permenungan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai tambah, tidak biasa dan original.

Kreativitas juga mencakup jenis pemikiran spesifik, yang disebut oleh Guilford sebagai divergent thinking yang hanya dimiliki oleh kaum muda. Itulah mengapa para pelaku startup atau usaha rintisan yang sukses kebanyakan masih berusia muda belia.

Transformasi PT perlu menekankan usaha untuk mencetak pelaku usaha rintisan (startup) yang berbasis kampus. Saatnya mahasiswa didorong untuk menjadi pelaku usaha rintisan (startup) yang ulet. Pada hakekatnya startup diatas adalah sama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tak bisa dipungkiri peran UMKM terhadap ekonomi bangsa-bangsa di dunia sangat signifikan.

Seperti dikemukakan oleh Profesor Hermann Simon dengan mengambil kajian ekonomi di beberapa negara. Ternyata UMKM merupakan hidden champions yang mampu menjadi penyelamat ekonomi nasional yang notabene adalah penggerak kebangkitan nasional menuju kemajuan. Hidden champions adalah sebutan bagi UMKM sukses dengan kriteria penguasaan pasar global. 

Eksistensi hidden champions membuka mata warga dunia bahwa kenapa negara Jerman selama ini mampu menjadi negara pengekspor terbesar.

Ilustrasi startup atau perusahaan rintisan.( sumber Thinkstock via Kompas.com )
Ilustrasi startup atau perusahaan rintisan.( sumber Thinkstock via Kompas.com )

Mencetak Startup

Langkah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang menyelenggarakan mata kuliah startup digital menjadi bagian dari program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM) merupakan bentuk transformasi PT.

Perlu membenahi modul berstandar nasional serta narasumber nasional dalam pendidikan dan pelatihan (diklat) startup digital. Mata kuliah yang direncanakan hadir perlu dipersiapkan dengan baik untuk memberikan pelatihan startup kepada dosen yang nantinya akan mengampu mata kuliah itu.

Penyelenggaraan mata kuliah startup digital juga sangat tepat untuk menghadapi bangkitnya era platform. Saatnya membentuk ekosistem yang ideal bagi pengembangan konten lokal.

Mengingat platform merupakan ekosistem yang sangat berharga dan berpengaruh yang dapat dengan cepat dan mudah mengukur, mengubah dan menggabungkan plank atau fitur-fitur baru, pengguna, konsumen, vendor dan rekanan.

Kurikulum mata kuliah startup digital sebaiknya mencakup penguatan kepribadian dan budaya bangsa yang menekankan konten lokal. Saatnya perguruan tinggi menjadi pengembang konten lokal.

Tutupnya universitas yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia sebenarnya telah diprediksi oleh pakar disrupsi inovasi Profesor Clayton Christensen dari Harvard Business School sebelum terjadi pandemi Covid-19. Ada lebih 4.000 Perguruan Tinggi di Amerika Serikat (AS) menurut Christensen setengah dari jumlah itu akan bangkrut dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Christensen terkenal dengan teorinya disruptive innovation lewat buku "The Innovator's Dilemma" yang dirilis 1997. Sejak saat itu dia menerapkan teorinya pada berbagai industri termasuk pendidikan.

Dalam salah satu buku karyanya, "The Innovative University," Christensen menganalisis masa depan universitas-universitas tradisional. Mereka menyimpulkan pendidikan online yang berbasis platform digital akan menjadi cara yang lebih murah bagi mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan.

Ilustrasi transformasi kurikulum PT  ( Sumber Gambar : SUPRIYANTO/KOMPAS.id )
Ilustrasi transformasi kurikulum PT  ( Sumber Gambar : SUPRIYANTO/KOMPAS.id )

Transformasi Kurikulum PT

Peringatan Harkitnas 2024 merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia, menandai semangat persatuan dan kebangkitan intelektual. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang serba cepat, spirit kebangkitan ini perlu kita merefleksikan kembali, khususnya dalam konteks pendidikan tinggi. 

Pendidikan yang adaptif dan responsif terhadap dinamika pasar global menjadi kunci utama dalam mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Pendidikan tinggi yang mengalami tantangan cukup besar dengan perkembangan teknologi, globalisasi dan tuntutan pasar kerja yang terus berubah, perlu beradaptasi dengan membekali mahasiswa akan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dan bahkan memprediksi kebutuhan masa depan.

Institusi pendidikan tinggi perlu mendorong inovasi, kolaborasi lintas disiplin, serta memberikan akses luas kepada masyarakat agar dapat berkontribusi dalam menciptakan perubahan dan tantangan disrupsi pada berbagai sektor.

Dunia tengah berubah dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, didorong oleh inovasi di bidang teknologi, perubahan sosial-ekonomi, dan tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi global. Perguruan tinggi sebagai lembaga penghasil sumber daya manusia berkualitas harus mampu menyikapi perubahan ini dengan cepat dan efektif.

Transformasi kurikulum, sebagai ujung tombak transformasi pendidikan tinggi, tidak hanya tentang perubahan materi ajar saja, tetapi juga tentang bagaimana materi tersebut diajarkan, bagaimana mahasiswa diajak berinteraksi dengan pengetahuan tersebut, dan bagaimana semua ini relevan dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah.

Kehadiran chat GPT dan aplikasi AI lainnya membuat konsep pengajaran satu arah semakin ditinggalkan. Dosen tidak lagi menjadi tokoh sentral sebagai pemegang pengetahuan, tapi lebih mendampingi bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap materi ajar terutama dikaitkan dengan pengalaman dosen yang secara waktu tak tergantikan.

Kurikulum harus mencakup keterampilan kritis seperti pemikiran kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Keterampilan ini penting tidak hanya untuk adaptasi di tempat kerja tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari dalam masyarakat yang semakin kompleks. 

Menggantikan model pendidikan yang berorientasi pada jam terbang dengan model yang berfokus pada penguasaan kompetensi juga akan mendorong mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri dan memperoleh keterampilan yang benar-benar mereka butuhkan.

Pendidikan tinggi juga perlu menghapus batasan antara disiplin ilmu yang ketat dan mendorong pendekatan pembelajaran yang lebih holistik. Penggabungan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) dengan seni dan humaniora bisa menghasilkan inovasi yang lebih kreatif dan solusi yang lebih komprehensif.

Integrasi teknologi dalam kurikulum tidak hanya untuk keperluan administratif atau komunikasi tetapi juga sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Pemanfaatan AI, VR, dan AR dalam simulasi dan praktikum virtual dapat menambah dimensi baru dalam pembelajaran.

Memperingati Hari Kebangkitan Nasional, kita diingatkan tentang pentingnya pembaruan dan adaptasi terus-menerus. Di dunia yang berubah dengan cepat, transformasi kurikulum perguruan tinggi adalah langkah esensial untuk memastikan bahwa generasi mendatang tidak hanya siap menghadapi tantangan tapi juga menjadi pemimpin dalam inovasi dan perubahan. 

Spirit kebangkitan harus terus berkobar tidak hanya dalam semangat nasionalisme tetapi juga dalam upaya kolektif menciptakan Indonesia yang kuat, maju dan bermartabat di dunia.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun