Dalam salah satu buku karyanya, "The Innovative University," Christensen menganalisis masa depan universitas-universitas tradisional. Mereka menyimpulkan pendidikan online yang berbasis platform digital akan menjadi cara yang lebih murah bagi mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan.
Transformasi Kurikulum PT
Peringatan Harkitnas 2024 merupakan momen penting dalam sejarah Indonesia, menandai semangat persatuan dan kebangkitan intelektual. Di era globalisasi dan kemajuan teknologi yang serba cepat, spirit kebangkitan ini perlu kita merefleksikan kembali, khususnya dalam konteks pendidikan tinggi.Â
Pendidikan yang adaptif dan responsif terhadap dinamika pasar global menjadi kunci utama dalam mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Pendidikan tinggi yang mengalami tantangan cukup besar dengan perkembangan teknologi, globalisasi dan tuntutan pasar kerja yang terus berubah, perlu beradaptasi dengan membekali mahasiswa akan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dan bahkan memprediksi kebutuhan masa depan.
Institusi pendidikan tinggi perlu mendorong inovasi, kolaborasi lintas disiplin, serta memberikan akses luas kepada masyarakat agar dapat berkontribusi dalam menciptakan perubahan dan tantangan disrupsi pada berbagai sektor.
Dunia tengah berubah dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, didorong oleh inovasi di bidang teknologi, perubahan sosial-ekonomi, dan tantangan global seperti perubahan iklim dan pandemi global. Perguruan tinggi sebagai lembaga penghasil sumber daya manusia berkualitas harus mampu menyikapi perubahan ini dengan cepat dan efektif.
Transformasi kurikulum, sebagai ujung tombak transformasi pendidikan tinggi, tidak hanya tentang perubahan materi ajar saja, tetapi juga tentang bagaimana materi tersebut diajarkan, bagaimana mahasiswa diajak berinteraksi dengan pengetahuan tersebut, dan bagaimana semua ini relevan dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah.
Kehadiran chat GPT dan aplikasi AI lainnya membuat konsep pengajaran satu arah semakin ditinggalkan. Dosen tidak lagi menjadi tokoh sentral sebagai pemegang pengetahuan, tapi lebih mendampingi bagaimana pemahaman mahasiswa terhadap materi ajar terutama dikaitkan dengan pengalaman dosen yang secara waktu tak tergantikan.
Kurikulum harus mencakup keterampilan kritis seperti pemikiran kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Keterampilan ini penting tidak hanya untuk adaptasi di tempat kerja tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari dalam masyarakat yang semakin kompleks.Â