Tak bisa dimungkiri, Harkitnas sejatinya lahir dan bermuara dari Gerakan di kampus dan mahasiswa adalah pelaku utamanya. Sayangnya spirit kebangkitan nasional pada saat ini kian memudar sesuai dengan sederet persoalan yang mendera dunia perguruan tinggi di Indonesia pada saat ini. Rasio jumlah mahasiswa dan penduduk belum menggembirakan alias masih kecil bila dibandingkan dengan negara lain.
Jiwa Kebangkitan Nasional bisa kokoh jika bangsa Indonesia menempuh rekayasa budaya dan totalitas melakukan transformasi perguruan tinggi. Menghadapi gelombang disrupsi, perlu totalitas untuk melakukan rekayasa budaya menumbuhkan karakter unggul dan etos kerja yang berbasis kampus.
Jika rekayasa budaya bisa sinergi dengan kegiatan riset dan inovasi pusat dan daerah serta perguruan tinggi, niscaya kebangkitan nasional negeri ini akan terwujud dalam waktu yang lebih singkat.Â
Kebangkitan membutuhkan sebanyak banyaknya tokoh muda inovator. Saatnya melakukan inovasi segala macam disiplin ilmu dan keanekaragaman budaya. Baik inovasi tingkat dunia maupun tingkat lokal yang memiliki arti strategis dalam kehidupan berbangsa. Berbicara tentang inovator kita menjadi prihatin lantaran Indonesia kini memiliki indeks inovasi yang masih rendah dibanding negara tetangga.
Keniscayaan untuk mewujudkan kebangkitan nasional yang esensial adalah menyuburkan budaya inovasi yang berbasis di perguruan tinggi dan komunitas masyarakat.
Melihat kondisi global saat ini, jika negeri ini dianalogikan sebagai perusahaan besar yang bernama "Indonesian Incorporated" niscaya membutuhkan yang mampu mengendalikan semangat zaman dengan penuh keberanian, punya inisiatif besar tentang bermacam inovasi dan jenis usaha untuk menuju negara maju yang berkeadilan sosial.
Kini kemajuan suatu bangsa dipicu oleh seberapa banyak pemuda yang berani berkreasi dan berinovasi sesuai dengan tren dunia. Tak kurang dari lembaga pendidikan kelas dunia yakni Harvard Business yang menekankan pentingnya mendorong daya saing pemuda untuk berinovasi dan memperbaiki proses produksi terkait dengan sumber daya disekitarnya.
Perlu memperbaiki pola pikir dan proses kreatif pemuda yang berbasis kampus dan dalam berbagai disiplin ilmu. Modus kreativitas terbentuk dari berbagai disiplin ilmu lalu bersenyawa menjadi produk yang luar biasa.Â
Kondisi dunia saat ini membutuhkan pemuda yang kepalanya senantiasa memercikkan kreativitas.Dari aspek psikologi kreativitas merupakan proses kejiwaan yang unik. Yakni proses permenungan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai tambah, tidak biasa dan original.
Kreativitas juga mencakup jenis pemikiran spesifik, yang disebut oleh Guilford sebagai divergent thinking yang hanya dimiliki oleh kaum muda. Itulah mengapa para pelaku startup atau usaha rintisan yang sukses kebanyakan masih berusia muda belia.
Transformasi PT perlu menekankan usaha untuk mencetak pelaku usaha rintisan (startup) yang berbasis kampus. Saatnya mahasiswa didorong untuk menjadi pelaku usaha rintisan (startup) yang ulet. Pada hakekatnya startup diatas adalah sama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tak bisa dipungkiri peran UMKM terhadap ekonomi bangsa-bangsa di dunia sangat signifikan.