Ki Hajar Dewantara mengembangkan sistem pendidikan "among" yang menekankan pada pendidikan tanpa paksaan dan hukuman. Prinsip ini sejalan dengan program MBKM yang mendorong proses belajar lebih fleksibel dan menghargai kebebasan berpikir manusia. Beberapa kampus besar di Indonesia sudah mulai menyadari dan menerapkan model belajar yang digabungkan dengan MOOCS (Massive Open Online Course) di mana mahasiswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing (self-paced learning) dengan berbagai konten yang lebih melekat dengan kebutuhan industri sehingga peran pendidik sebagai "among" atau istilah saat ini adalah "mentor".
Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus melibatkan masyarakat sebagai bagian dari proses pembelajaran. Program MBKM memungkinkan mahasiswa untuk terlibat dalam proyek-proyek yang berbasis komunitas, mempraktikkan ilmu yang mereka pelajari dalam konteks nyata di masyarakat.
Selain itu, pendidikan untuk kemerdekaan juga menjadi visi Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan tercermin dalam program MBKM dalam menciptakan lulusan yang siap berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Dengan mengimplementasikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan di Indonesia dapat terus bertransformasi menjadi sistem yang lebih inklusif, kolaboratif, dan mampu menghasilkan individu yang mandiri serta berbudi pekerti luhur. Ini akan membantu membangun bangsa yang kuat dan bermartabat, sesuai dengan visi Ki Hajar Dewantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H