Awalnya, saya menganggap Michael Bolton hanya penyanyi cover version. Soalnya lagu-lagu yang bikin dia ngetop adalah punya orang lain yang dinyanyikan ulang. Lagu "When a Man Loves a Woman" punyanya Percy Sledge. Ada lagi lagu "(Sittin' On) the Dock of the Bay" yang aslinya dinyanyikan Otis Redding atau "To Love Somebody" yang lebih dulu dipopulerkan oleh Bee Gees atau "A Love So Beautiful" punyanya Roy Orbison. Bahkan dia bikin beberapa album yang isinya lagu-lagu lama.
Saya juga masih belum tertarik mendengarkan Michael Bolton padahal namanya jadi pemberitaan karena dijadwalkan konser di Jakarta pada 29 Maret 1994 di Plenary Hall, JHCC Senayan. Banyak majalah remaja yang menggelar kuis nonton gratis. Lumayan kalo dapat secara harga tiketnya saat itu lumayan mahal, kelas VIP seharga 350 ribu rupiah, termasuk cocktail party, kelas I sebesar 135 ribu rupiah dan festival 90 ribu rupiah. Saya bisa tahu karena masih punya majalah yang ada iklan konsernya Michael Bolton.
Majalah HAI sampai ngikutin konsernya Michael Bolton di Adelaide, Australia, sebelum lanjut ke Jakarta. Judul tulisannya "...Akhirnya Buka Baju". Agak lebay sih menurut saya. Penonton katanya histeris waktu Michael Bolton melepas jaketnya, padahal dia masih pakai kaos hitam. Penyanyi itu langsung kabur ke belakang panggung, mana buka bajunya?
Saya makin sebel setelah tahu kalau dia nggak setia pada musik rock. Dia sempat mainin lagu-lagu rock di album pertama sampai kelima. Nggak tanggung-tanggung yang bantuin, ada Bob Kulick dan Bruce Kulick yang pernah jadi gitaris Kiss. Terus ada Neal Schon dan Jonathan Cain dari Journey. Dua vokalis hebat Joe Lynn Turner (Deep Purple, Rainbow) dan David Glen Eisley (Giuffria) juga ikut terlibat. Masih ada hubunganya dengan Kiss, Michael bikin lagu "Forever" yang ada di album "Hot in the Shade". Dia juga sempat membuka konser Ozzy Osbourne dan Krokus.
Kaset punya saya ini juga belinya tidak sengaja. Waktu itu saya ditugasin untuk liputan Mudik Lebaran di pelabuhan Merak, Banten, sekitar tahun 1996. Dapat libur sehari bingung mau kemana, di penginapan juga bosan akhirnya jalan-jalan naik angkot ke pusat pertokoan terdekat. Mampir ke toko kaset, nggak niat beli hanya lihat-lihat saja. Entah kenapa malah beli kaset "Greatest Hits 1985-1995"
Dari 17 lagu di album itu yang menurut saya paling enak adalah "Said I Loved You...But I Lied" alias gue sayang sama lu tapi boong. Lagu pop ballad yang ditulis Bolton bareng Robert "Mutt" Lange ini sebetulnya punya makna yang sangat dalam. Mereka ingin bikin lagu cinta yang dilihat dari sudut berbeda jadi kayak ada plot twistnya gitu. Ternyata, tokoh di lagu ini bilang ke ceweknya kalo rasa cintanya lebih besar dari sekadar kata-kata "said I loved you, but I Lied cause this more than love I feel inside."Â
Michael Bolton bilang, lagu ini jadi salah satu favoritnya saat di panggung. Lewat lagu ini Bolton bisa bicara soal cinta dengan cara yang nggak biasa. Menurutnya, lagu ini menjadi puncak dari hidup dan kariernya. Dia menambahkan, cinta adalah salah satu hal penting dalam hidup dan tantangannya sebagai penulis lagu adalah mengungkapkan rasa sayang kepada seseorang tapi caranya bikin kaget.
Di awal lagunya, Bolton menyebut "fire", "wind", "rain", "dawn", "night" dan "sun" semua elemen alam yang abadi sama seperti cintanya yang tidak hanya romastis tapi juga punya makna spiritual. Namun di bagian chorus, Bolton malah bilang sayang tapi boong yang bikin ceweknya bingung. Waktu ceweknya mau protes, Bolton langsung buru-buru menegaskan kalau cintanya begitu kuat dan nggak cukup hanya diomongin.
Menurut saya, Bolton ingin menunjukkan dualitas cinta dan kekuatannya untuk mengubah seseorang. Hal itu ada di penggalan lirik "you came to me like the dawn through the night, just shinin' like the sun". Ini tentang menemukan seseorang yang mampu membuat mimpi jadi kenyataan yang ditunjukkan dengan pengulangan kata "you are the one, you are the one."Â
Di sepanjang lagu, Bolton seperti kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk menunjukkan cintanya. Sampai akhirnya dia menyadari bahwa cinta yang dialaminya adalah bentuk pencerahan dan harapan, semacam emosi positif yang meluap yang dirasakan orang yang menemukan belahan jiwanya.