Tahun 2018 segera berakhir dan setiap menjelang pergantian tahun banyak yang membuat semacam kaleidoskop untuk mengingat kembali apa yang sudah terjadi di sepanjang tahun ini.
Saya juga pengen ikutan bikin kaleidoskop, tapi bukan soal politik, ekonomi atau  hukum, biar yang ngerti aja yang bikin soal-soal itu, saya cuma ingin mengenang kembali musisi rock dan metal yang meninggal di tahun 2018.
1. Mungkin paling dikenal adalah pemain drum Mr Big, Pat Torpey. Dia meninggal pada 7 Februari 2018 diusiia 64 tahun karena komplikasi  penyakit Parkinson yang dideritanya sejak 2014.
Parkinson membuat Pat torpey tak lagi aktif membantu tur Mr Big saat mempromosikan album The Stories We Could Tell. Album ini juga menjadi album Torpey terakhir Bersama Mr Big,  karena  di album berikutnya Defying Gravity posisi drum diisi Matt Starr, sementara Torpey hanya menjadi 'drum producer'.
Pat Torpey mungkin tidak seterkenal Paul Gilbert, Billy Sheehan atau Eric Martin. Jujur saya baru tahu Pat Torpey sejak dia bergabung di Mr Big. Â Tapi aksinya di lagu Addicted to The Rush atau Colorado Bulldog membuat namanya masuk jajaran drummer rock terbaik. Bahkan di lagu-lagu yang agak slow seperti Just Take My Heart dan Nothing but Love pukulannya drumnya masih terasa keras.
2. Pemain drum lainnya yang meninggal di 2018 adalah salah satu pendiri band metal paling keren Pantera, Vinnie Paul. Drummer yang juga pernah bermain Bersama band Hellyeah dan Damageplan ini meninggal akibat penyakit jantung pada 22 juni 2018 di usia 54 tahun.
 Vinnie dikubur di pemakaman umum di Arlinfton, Texas di samping makam  ibunya dan sang adik Dimebag Darrell, yang meninggal pada 2004 setelah ditembak penggemarnya sendiri saat sedang tampil di panggung Bersama band Damageplan.
Dari semua album Pantera, yang menurut saya paling keren adalah Vulgar Display of Power. lagu Mouth of War, Walk dan Fucking Hostile menunjukkan kehebatan Vinnie Paul menggasak drum, keras, cepat dan tanpa ampun. Kalo dengar lagu-lagu itu dan anda tidak headbang berarti bukan pengemar metal sejati.
3. Drummer ketiga yang meninggal di tahun 2018 adalah Dave Holland. Â Dia adalah pemian drum Judas Priest selama 10 tahun dari 1979 sampai 1989.
Semua lagi Judas Priest yang keren-keren selalu ada Dave Holland, mulai dari Breaking the Law dan Living After Midnight (album Britisih Steel), Hot Rockin (Point of Entry), Screaming for Vengeance dan You've Got Another Thing Coming (Screaming for Vengeance), Jawbreaker, Eat Me Alive, Rock Hard Ride Free (Defenders of the Faith), sampai Turbo Lover dan Ram it Down.
Sayang prestasi bagusnya dinodai oleh kasus penyerangan seksual terhadap remaja pria berkebutuhan khusus yang menjadi muridnya. Holland divonis delapan penjara pada 2004 lalu. Hingga dinyatakan bebas pada Juni 2012, Holland tetap pada pendiriannya bahwa dia tidak bersalah  dalam kasus ini.
Tanggal pasti kematian Holland sampai sekarang masih simpang siur, ini karena Holland adalah sosok yang sangat tertutup. Manajemen Trapeze (band Holland sebelum Judas Priest) mengumumkan bahwa Holland meninggal pada 18 Januari 2018 di usia 69 tahun.
Sementara  harian Spanyol El Progreso pada edisi 22 Januari 2018 menyebut, Holland sudah meninggal enam hari sebelumnya di sebuah rumah sakit di Spanyol. Tidak ada penjelasan soal penyebab kematian sang drummer.
4. Musisi keempat adalah "Fast' Eddie Clarke. Gitaris yang bermain Bersama Motorhead dari 1976 sampai 1982 ini meninggal  pada 10 Januari 2018 akibat pneumonia. Eddie meninggalkan para penggemarnya di usia 67 tahun.
Dari 23 album Motorhead, saya cuma punya satu album yaitu 1916 yang dirilis pada 1991. Jadi saya tak pernah dengar permainan  Eddie Clarke. Tapi kalau baca sejarahnya formasi Eddie Clarke Bersama Lemmy Kilmister (bass, vocal) dan Phil Taylor (drum) adalah formasi klasik dari Motorhead.Â
5. Musisi lain yang patut dikenang adalah vokalis band death metal Malevolent Creation, Bret Hoffmann. Album pertama Malevolent, The Ten Commandements (1991) menjadi salah satu album death metal paling berpengatuh sepanjang masa. Saya paling suka album Doomsday X yang dirilis 2007. Hoffman mencurahkan semua kemampuannya di album ini, maklum ini album reuni pertamanya setelah sempat mengundurkan diri pada 2001.Â
Pada 7 Juli 2018, Bret Hoffmaan diberitakan meninggal di usia 51 tahun karena kanker usus.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H