Mohon tunggu...
rivandiyusuf
rivandiyusuf Mohon Tunggu... Konsultan - -

Menulis dapat menghilangkan rasa penat dari rutinitas perkantoran, perkuliahan, dan pelarian.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semangat Komunikasi Hubungan Jarak Jauh

11 Mei 2019   21:10 Diperbarui: 11 Mei 2019   21:26 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"SEBELUM BERTEMU TERTAWA-TAWA SENDIRI TETAPI SETELAH BERPISAH KEMBALI MENANGIS-NANGIS SENDIRI, 

ITULAH PERTEMUAN"

Setelah lulus pendidikan, aku memulai kisah cinta LDRku. Sedih sudah pasti kita berdua rasakan, pada saat bandara adisucipto memisahkan kita. Tepatnya pada tanggal 9 september 2016. Tanggal itupun kita jadikan sebagai tanggal jadian kita.

Yah mau tak mau aku harus menjalani LDR, kupikir mudah karena saat ini internet mudah didapatkan. Jadi tak perlu bingung untuk berkabar dengan kekasihku. Sayyidatul Ummah namanya, gadis asal lampung yang harus aku perjuangkan. Jarak jauh sekitar 1.565 KM dipisahkan oleh pulau jawa dan bali, kita hanya mengandalkan komunikasi serta janji yang telah disetujui bersama.

Awal-awal LDR kita berusaha untuk tetap berkomunikasi sesering mungkin, walaupun kita juga harus beradaptasi dengan dunia perkantoran. Apalagi aku, yang harus beradaptasi dengan dunia perkuliahan juga. Walau sesibuk apapun, Tetapi kita tetap harus menjaga komunikasi seperti yang sudah dijanjikan.

Bulan pertama semuanya terasa indah, komunikasi kita lancar, kegiatan-kegiatan dikantor berjalan lancar. Tetapi tidak untuk bulan selanjutnya, kesibukan-kesibukan mulai menghampiri serta ego-ego dari kita mulai muncul. Bagaimanapun juga disaat salah satu menjadi api harus ada yang menjadi air untuk memadamkan ego-ego itu. Wanita selalu lebih dewasa dari lelaki seumurannya memang benar adanya.

Tapi lama-lama aku terbiasa dengan kondisi seperti itu, toh akhirnya setiap baru ketemu lagi, jadi deg-degan seperti kencan pertama lagi, bisa mesra banget jika jalan-jalan jadi kaya orang baru awal awal pacaran. Perasaan seperti itulah yang membuat aku untuk selalu bahagia dalam menjalani kisah LDR ini.

Perasaan lelah LDR dan bosen itu ada, tapi kita sama-sama memutuskan untuk nggak cari yang orang lain lagi. Namun pada kenyataannya, hubungan jarak jauh ini ternyata sangat berat aku jalani. Contohnya saja kangen itu berat, kangen sampai mau nangis udah sering aku alami, drama sedih-sedihnya jika ia batal pulang, pokoknya sedih banget.

Suatu ketika dia menghampiriku, seperti memberikan surprise gitu tepat pada hari ulang tahunku ditahun 2017. Aku benar-benar sangat terkejut dan bahagia pada waktu itu, perasaan deg-degan seperti saat pertama kali bertemupun muncul kembali. Tak ingin waktu terbuang sia-sia tanpa cerita dan kenangan, kitapun langsung jalan-jalan ke tempat-tempat wisata yang ada dipulau Lombok. Kemanapun itu, kita berdua pasti bahagia.

Kitapun memutuskan untuk pergi ke pulau Gili Trawangan, yang cocok banged sebagai tempat buat liburan sepasang kekasih. Sesampai disana, kita menikmati keindahan alam berdua, saling bercerita-cerita dan yah banyak hal-hal yang kita bicarakan untuk bagaimana langkah  kedepan selanjutnya.

Kita juga sudah sadar bahwa kisah cinta kita bukan lagi seperti kisah cinta anak sekolahan. Harus sudah memikirkan siapa yang harus mengalah untuk merantau, memulai hidup baru dengan lingkungan dan keluarga yang baru. Yah persoalan dan pembahasan kita muter-muter sekitar itu aja sih.

Sangat singkat waktu yang diberkan untuk pertemuan ini, hanya dua hari kita dapat bertemu untuk saat ini. Saat aku aan mengantarkannya menuju bandara, itu adalah hal yang sangat sedih dan dengan sangat berat hati untuk dapat melaluinya. Bagaimanapun juga, inilah yang namanya pertemuan, selalu ada perpisahan.

Sasampai dibandara kita tahu bahwa akan menghadapi rutinitas LDR lagi, seperti yang kemarin sudah kita lakukan. Berat banged... air mata tanpa terasa sudah bercucuran banyak sekali, aku berfikir bodoamat dengan penampilan, aku mengeluarkan dan melepaskan tangisku... karena dalam fikirku, aku tak tahu lagi kapan kita dapat bertemu kembali. Harus LDR lagi...

Sebagai pasangan LDR 1.565km antar pulau, kita memang cuma berpegang sama gadget untuk tetep keep in touch, jadi daily habit kita ya chatting kaya pasangan pada umumnya. Celetukan yang bilang, "LDR pasti video call melulu ya? Telepon setiap hari dong?" Itu nggak terjadi sama kita, kenapa? Karena kita menghargai kesibukan kita masing-masing. Sudah bisa mengontrol rasa rindu kalau datang. Dan rindu itu harus tetap kita pertahankan sampai kita bertemu lagi.

Tak terasa waktu cepat berlalu, dengan rutinitas pekerjaan dan kesibukan yang padat. Akhirnya pada saat dia berulang tahun, gantinya aku yang harus ketempatnya... bersyukur aku sudah mempunyai penghasilan walaupun kecil, aku membelikan cicin untuknya. Ini semua murni dari hasil kerja kerasku selama hamper 6 bulan lamanya. Entah kenapa, aku spontan saja untuk membeli cicin itu. Aku berfikir hanya ingin membuatnya bahagia saja.

Persiapan sudah semua kulakukan tinggal menghubungi dia saja. inginnya sih kasih surprise seperti yang dia lakukan waktu lalu, tetapi aku sama sekali tidak ada link atau chanel dengan saudara atau kerabat dilampung. Jadi ya aku terpaksa menghubunginya walau dengan malu-malu hehe. Toh juga, surprise yang aku berikan bukan tentang kedatangatetapi cincin yang akan kuberikan, begitulah fikirku.

Sesampai dilampung, saat dibandara dari kejauhan aku melihat dia dan rasa deg-degan mulai muncul kembali.. apalagi aku akan memberikan surprise cincin ini. Tanpa sepatah duapatah kata,saat bertemu aku langsung memberikan cincin tersebut, yaaah terinspirasi dari video-video diyoutube sih.. dan pada saat itu juga banyak yang melihat, rasa malu aku simpan saja dulu.. yang terpenting adalah buat dia bahagia dulu.. dan saat itu juga aku melihat wajah bahagia yang diberikan.. tuntas sudah tujuan yang aku rencakan. Bahagia kembali aku rasakan.

Balik ke cerita, sesampai dilampung kita langsung explore wisata-wisata yang ada dilapmung. Saat itu aku ingin menuju menara sieger, karena kepo sering melihat ditv saja. Selain ke menara sieger, kita juga menuju ke puncak mas lampung, kebun teh dan lain-lain.

Tidak lama aku bisa menikmati keindahan dilampung, karena besok aku harus balik lagi ke Lombok karena pekerjaan dan perkuliahan. Yah balik lagi ke kata-kata "dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan". Rasa sedih selalu menghampiri ketika kita akan berpisah kembali. Tetapi ini semua kita lakukan karena kita percaya bahwa ujung dari hubungan kita adalah kebahagian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun