Secara resmi, ibu kota Indonesia telah dipindahkan ke Kalimantan Timur, yang meliputi wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Alasan utama di balik pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah untuk menciptakan pemerataan dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, distribusi penduduk, dan pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia. Dengan memindahkan ibu kota ke lokasi yang lebih strategis, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di luar pulau Jawa, meningkatkan aksesibilitas, serta menciptakan kesempatan kerja baru bagi masyarakat setempat. Selain itu, IKN diharapkan menjadi kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, dengan penerapan teknologi modern dan perencanaan yang matang untuk menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi warganya.
Pada tahun 2024, belum diketahui secara jelas angka dari total investasi terhadap pembangunan di IKN. Namun, pemerintah telah menetapkan target dari investasi yaitu sebesar Rp. 2,77 kuadriliun untuk pembagunan secara keseluruhan. Dalam sidang kabinet, pada tanggal 12 Agustus 2024, Presiden Jokowi menyatakan bahwa investasi dalam negeri di luar anggaran APBN yaitu sebesar Rp. 56,2 triliun, modal ini terhitung dari 55 proyek sejak peletakan batu pertama atau groundbreaking. Pemerintah Indonesia telah secara resmi menetapkan beberapa sektor prioritas utama untuk investasi di Ibu Kota Negara (IKN), yang mencakup infrastruktur, energi, kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan teknologi. Penetapan sektor-sektor ini bertujuan untuk mendukung pengembangan wilayah yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.Â
Dengan fokus pada infrastruktur, pemerintah berupaya membangun sistem transportasi yang efisien dan fasilitas publik yang memadai. Sektor energi diharapkan dapat menghadirkan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan, mendukung keberlanjutan IKN. Di bidang kesehatan, investasi akan diarahkan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat.Â
Pendidikan juga menjadi prioritas, dengan tujuan menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan berkualitas tinggi, guna menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten. Sektor pariwisata direncanakan untuk dikembangkan agar dapat menarik wisatawan domestik dan internasional, yang pada gilirannya akan mendongkrak perekonomian lokal.Â
Terakhir, sektor teknologi diharapkan dapat menghadirkan inovasi dan solusi digital yang meningkatkan efisiensi dan daya saing IKN di kancah global. Setiap sektor ini tidak hanya diharapkan dapat menarik minat investor, tetapi juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang merata dan kemajuan sosial, sehingga IKN dapat menjadi model kota modern yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan proyek ambisius yang melibatkan berbagai sumber investasi dari dalam dan luar negeri. Dalam konteks ini, investasi asing memainkan peran penting, terutama dari negara-negara Asia. Salah satu investor utama adalah China, yang berkomitmen untuk mendanai sejumlah proyek kota pintar yang diharapkan akan meningkatkan efisiensi dan kualitas hidup di IKN. Selain China, sejumlah negara Asia lainnya juga menunjukkan minat untuk berinvestasi, termasuk Malaysia, Filipina, Thailand, Myanmar, Jepang, dan Korea Selatan.Â
Namun, ketertarikan untuk berinvestasi di IKN tidak hanya terbatas pada negara-negara Asia. Investor dari luar Asia, seperti Amerika Serikat, beberapa negara Eropa, dan negara-negara di Timur Tengah, juga telah mengungkapkan minat mereka untuk terlibat dalam proyek ini. Hal ini menunjukkan potensi IKN sebagai pusat ekonomi baru yang menarik perhatian global.
Di sisi lain, investasi domestik memiliki peranan yang sangat signifikan dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Banyak perusahaan besar, baik yang bersifat swasta maupun yang dimiliki oleh negara, telah aktif berkontribusi terhadap proyek ambisius ini. Di antara perusahaan-perusahaan tersebut, terdapat Agung Sedayu Group yang terkenal dalam pengembangan properti, Salim Group yang memiliki berbagai lini bisnis termasuk makanan dan distribusi, serta Astra Group yang terlibat dalam sektor otomotif dan infrastruktur. Kawan Lama Group, yang dikenal dalam bidang alat berat dan peralatan, serta Sinar Mas Group yang berfokus pada sektor perkebunan dan properti juga turut ambil bagian.
Alfa Group (Alfamart), sebagai salah satu jaringan ritel terbesar, berkontribusi dalam penyediaan kebutuhan masyarakat, sedangkan Djarum Group, yang terkenal dengan produk tembakau, juga menunjukkan komitmennya untuk mendukung pembangunan ini. Perusahaan transportasi seperti Bluebird berperan penting dalam menciptakan sistem mobilitas yang efisien di IKN, dan Pakuwon Group berkontribusi melalui pengembangan kawasan komersial yang modern.
Selain itu, lembaga keuangan seperti Bank Indonesia memberikan dukungan finansial dan regulasi yang diperlukan untuk mengelola investasi ini secara efektif. Perusahaan penyedia listrik, PLN, juga memainkan peran penting dalam menjamin ketersediaan energi yang memadai untuk mendukung berbagai kegiatan di IKN. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bertanggung jawab atas pengembangan infrastruktur transportasi, memastikan sistem transportasi yang efektif dan terintegrasi untuk menghubungkan berbagai sektor dan kawasan di IKN. Dengan kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah, diharapkan pembangunan IKN dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
KESIMPULANÂ