Mohon tunggu...
Rivaldo Mardiwal
Rivaldo Mardiwal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya rivaldo mardiwal hobi main badminton dan salah satu mahasiswa sastra jepang di universitas andalas

Selanjutnya

Tutup

Film

Tradisi Benang Merah/Akai Ito Budaya Jepang dalam Anime Kimi No Nawa

23 Januari 2024   16:04 Diperbarui: 23 Januari 2024   16:08 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Salah satu budaya Jepang yaitu tradisi " Benang Merah / Akai ito ( ). Asal-usul tradisi benang merah dapat ditelusuri kembali ke mitologi dan cerita rakyat Tiongkok sebelum menyebar ke berbagai budaya Asia, termasuk Jepang. Meskipun variasi cerita-cerita yang berkaitan dengan benang merah terdapat di berbagai budaya, inti dari tradisi ini tetap fokus pada takdir dan nasib yang menghubungkan dua orang yang ditakdirkan bersama.

Cerita-cerita ini memiliki akar dalam mitologi Tiongkok yang terkenal, memasukkan figur seperti "Yu Xi Lorn (Pria Tua di Bawah Bulan)", seorang dewa atau makhluk gaib. Dalam versi Tiongkok, dewa ini disebut sebagai pemersatu anak-anak yang ditakdirkan menikah dengan menggunakan benang merah merah yang tak terlihat. Benang tersebut diikatkan pada jari kelingking mereka sebagai simbol takdir yang saling terkait.

Sementara itu, di budaya Jepang, tradisi benang merah sering direpresentasikan melalui ungkapan "akai ito" (benang merah). Mitologi Jepang menyatakan bahwa dewa Enmusubi no Kami adalah yang bertanggung jawab atas perjodohan dan menghubungkan dua orang yang ditakdirkan bersama melalui benang merah tak terlihat. Meskipun sejarahnya sulit untuk ditelusuri secara pasti, tradisi benang merah telah menjadi lambang kuat ikatan tak terlihat dan takdir romantis di seluruh budaya Asia. Cerita-cerita ini turun-temurun dari satu generasi ke generasi lainnya, terus menjadi bagian integral dari warisan budaya di berbagai masyarakat Asia.

Tradisi "benang merah" dalam budaya Jepang merujuk pada keyakinan bahwa ada ikatan tak terlihat atau nasib yang menghubungkan dua orang yang ditakdirkan untuk bersama. Tradisi ini memiliki akar dalam mitologi dan cerita rakyat Jepang.

Menurut mitologi Jepang, Enmusubi no Kami diyakini menghubungkan dua orang yang ditakdirkan untuk bersama dengan benang merah yang tidak terlihat. Benang ini diikatkan di jari kelingking pasangan tersebut, menandakan bahwa mereka memiliki nasib yang saling terkait.

Tradisi ini juga sering muncul dalam seni, sastra, dan budaya populer Jepang. Cerita-cerita cinta dalam manga, anime, dan film sering kali menggambarkan motif benang merah sebagai simbol ikatan tak terlihat antara dua karakter utama.

Walaupun tradisi benang merah memiliki akar dalam mitologi, banyak orang Jepang menganggapnya sebagai metafora atau simbol, dan tidak selalu diartikan secara harfiah. Meskipun begitu, ide bahwa hubungan antara dua orang memiliki takdir yang sudah ditentukan atau ikatan yang kuat terus diteruskan dalam budaya populer Jepang.

Dalam film anime "Kimi no Na wa" (Your Name), tradisi benang merah tidak disajikan secara eksplisit seperti dalam mitologi atau cerita-cerita klasik yang secara langsung merujuk pada konsep tersebut. Namun, terdapat elemen-elemen cerita yang dapat diartikan atau dikaitkan dengan gagasan benang merah dalam konteks hubungan antara dua karakter utama, Taki dan Mitsuha.

beberapa momen atau elemen dalam "Kimi no Na wa" yang bisa dianggap sebagai referensi atau interpretasi terhadap tradisi benang merah seperti, pertukaran tubuh ( Taki dan Mitsuha mengalami pertukaran tubuh secara misterius tanpa penjelasan yang jelas. Meskipun tidak ada benang merah yang terlihat secara fisik, pertukaran tubuh ini bisa dianggap sebagai ikatan tak terlihat yang menghubungkan mereka ), pertemuan di tempat dan waktu yang tidak terduga ( Cerita ini melibatkan unsur perjalanan waktu dan ruang yang tidak terduga. 

Pertemuan Taki dan Mitsuha pada waktu-waktu tertentu mungkin dapat diinterpretasikan sebagai hasil dari takdir atau ikatan nasib yang membentang melalui waktu ),rasa dejavu dan kenangan ( Karakter-karakter utama merasakan rasa dejavu dan memiliki kenangan-kenangan yang terasa akrab meskipun belum pernah bertemu fisik satu sama lain. Ini bisa dianggap sebagai gambaran metaforis dari benang merah yang menghubungkan masa lalu, sekarang, dan masa depan mereka ), dan penyelidikan dan pengungkapan hubungan ( Seiring pengembangan cerita, Taki dan Mitsuha berusaha menyelidiki dan memahami hubungan mereka yang aneh. Upaya ini menciptakan momen-momen dramatis yang dapat dihubungkan dengan konsep benang merah, di mana nasib mereka secara misterius terkait ).

Walaupun tidak ada referensi langsung atau penjelasan tentang tradisi benang merah dalam "Kimi no Na wa", film ini memberikan nuansa romantis yang kompleks dan mengandung unsur-unsur takdir atau ikatan tak terlihat yang sering terkait dengan konsep benang merah dalam budaya Jepang. Interpretasi terhadap elemen-elemen cerita ini dapat bervariasi tergantung pada perspektif masing-masing penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun