Mohon tunggu...
M Rivaldi Husaini Hardiansyah
M Rivaldi Husaini Hardiansyah Mohon Tunggu... Novelis - International Relations Enthusiast

Still Take Out an Negative Thinking Percaya pada setiap proses. Kesetiaan adalah kunci dari kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Globalisasi yang Mengancam Keamanan Nasional dan Petani Kopi Indonesia

20 Maret 2020   02:32 Diperbarui: 20 Maret 2020   06:03 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat hal ini teori karl marx berlaku disini, seperti yang dikatakannya bahwa 'Kita ini dieksploitasi oleh kelompok borjuis kapitalis' perlakuan yang begitu ironi ketika melihat kita sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia dan menduduki peringkat keenam harus merasakan keji nya eksploitasi tersebut, tidak mungkin rasanya ketika melihat Indonesia sebagai sumber penghasil kopi harus diduduki oleh perusahaan asing yang berbasis dalam dunia perkopian. 

Dalam teori marxisme terjadinya ketimpang tindihan ini membuat pihak kapitalis sebagai penanam modal besar dan kaum proletar sebagai petani dituntut untuk menghasilkan produksi dengan jumlah yang banyak. Para pelaku menginginkan keuntungan yang besar akan tetapi tidak memperhatikan lagi keadaan disekitar nya. 

Orientasi kapitalis dalam bisnis ini membuat para pelaku utama tidak memperhatikan waktu serta tenaga para petani yang tidak sebanding dengan pemasukan nya. 

Ketika perputara keuangan yang dikuasai oleh investor membuat mereka meraskan keuntungan yang berlipat ganda sebab mereka menjual sumber daya alam negara tempat mereka berinvestasi kepada para penduduk negara itu sendiri lucu rasanya ketika melihat ketimpangan ini yang terjadi di negara penghasil kopi terbesar keenam di dunia.

Globalisasi memang menghadirkan beberapa hal dan suasana yang baru serta mudah sekali untuk dijangkau dan diakses oleh siapapun tanpa terkecuali mengingat laju globalisasi yang semakin hari kian mengalir deras.

Akan tetapi dengan keadaan yang begini membuat jalan bagi kaum kapitalisme untuk menjamah perekonomian global dengan pembelian green beans yang terbilang sangat murah lalu dijual kembali kepada masyarakat Indonesia dengan harga yang terbilang cukup mahal sebab pola strategi seperti ini merupakan pola kapitalisme yang menginginkan untung sebesar-besarnya dan pengeluaran yang serendah-rendahnya. 

Banyak kaum Indonesia yang nongkrong di gerai kopi Starbucks memang suasana disana terbilang sangat aman, nyaman, serta pelayanan dari pegawainya yang terbilang cukup ramah.

Terancam nya keamanan nasional juga terlihat tatkala ketika perekonomian yang seharusnya dikuasai Indonesia harus terisolasi dari ganas nya TNC, begitu kejam tatanan internasional yang membuat kaum-kaum petani kopi Indonesia menjadi korban akibat eksploitasi yang dilakukan para investor asing membuat kemanan Indonesia yang menjadi terancam sebab minimnya penghasilan dari lapak pertanian, timpang tindih kegiatan sosial yang semakin terjadi karena adanya perbedaan antara Coffee shop dan kedai kopi yang lebih mementingkan keadaan petani kopi.

Akan tetapi kita juga harus memperhatikan bahwa setiap kopi yang sudah kita minum tersebut ada jutaan tangis, tetes keringat, serta eksploitasi yang terjadi dari kaum borjuis (pemilik modal) kepada kaum proletar ( petani kopi ). 

Mari kita sama-sama memerhatikan para petani kopi Indonesia perjuangan mereka dalam membantu perekonomian Indonesia. Memtuskan rantai eksploitasi merupakan tindakan yang membantu dari segala sektor, dengan begitu terciptalah keamanan nasional yang akan mencakup seluruh lapisan masyarakat tanpa adanya timpang tindih disana. Jayalah Indonesiaku. Panjang umur untuk para petani kopi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun