Mohon tunggu...
Rival AkbarFirdaus
Rival AkbarFirdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bencana Abrasi di Minahasa Selatan dan Aspek Penanganan Psikologi di Dalamnya

19 Juni 2022   17:04 Diperbarui: 19 Juni 2022   17:05 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Penanganan terhadap bencana setidaknya dibagi menjadi empat tahap. Pertama, adalah tahap tanggap darurat setelah bencana terjadi sampai 1421 hari. Kedua, adalah tahap pascatanggap darurat merupakan pemulihan awal untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, dan memulai membangun infrastruktur semi permanen. Ketiga, pemulihan akhir merupakan lanjutan dari pemulihan awal. Keempat, adalah rekonstruksi-rehabilitas biasanya dilakukan pada empat bulan ke atas. Untuk khusus pascabencana atau tanggap darurat, memang diorientasikan pada kebutuhan pokok dan materi, seperti makanan, obatan-obatan, minuman, biasanya dibuat dapur-dapur umum, kemudian distribusi logistik. Setelah fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok untuk bertahan hidup, para relawan juga harus memiliki kemampuan menangani secara psikologis yang disebut Psychological First Aid (PFA). PFA mempunyai tiga prinsip dasar yang terdiri atas melihat, kemudian mendengar, relawan tidak boleh langsung judgment, tetapi seharusnya memberikan perhatian. Setelah itu adalah link, misalnya korban butuh makan maka diajak ke dapur umum, dan bila merasa sakit dibawa ke bagian medis. Dalam kondisi bencana dapat dikatakan bahwa kondisi yang normal dalam kondisi yang tidak normal. Artinya, para korban berteriak, sedih, takut, dan segala macam merupakan kondisi normal dalam situasi bencana yang dikatakan tidak normal. Yang menjadi tidak normal adalah ketika kesedihan itu menjadi berkepanjangan. Hal ini nanti yang akan menimbulkan post trauma stress disorder. Untuk penanganan lebih lanjut diperlukan assessment psikososial. Proses ini tidak boleh lepas dari kearifan lokal setempat. Maka, konsep penanganan ini adalah memberikan simulasi atau motivasi-motivasi bagi para penyintas agar mereka segera pulih ke kehidupan secara normal. Pada dasarnya setiap manusia butuh dukungan, apalagi dalam situasi tidak normal dan tertekan. Misalnya pada korban bencana, korban selamat butuh dukungan psikososial. Mereka merasa kehilangan, saat itulah butuh perhatian mendengarkan keluh kesahnya.

Ali Ahmad Fauzi        : 1605448

M.Naufal Alharits       : 1807380

Siti Nefira                   : 1807439

Fitrah H.Alfarisi          : 1909693

Dinda Zulva Janesya   : 1910022

Yulia Anjelita              : 1910029

Nurrahmah Falilah      : 2006383

Rival Akbar Firdaus    : 2008354

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun