Mohon tunggu...
Muh. Rivai
Muh. Rivai Mohon Tunggu... -

Berkata-kata tapi nyaring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Duhai Syair-syair

31 Desember 2017   16:11 Diperbarui: 31 Desember 2017   16:18 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semua itu telah terjadi

Menjadi kenangan yang menyakitkan

Duhai syair-syair

Mati Satu

Matilah semua

Bunga-bunga di alam khayalanku

Tak ada bunga lagi

Karena ku tahu

Dibalik bunga ada duri

Aku tertipu dengan keindahanmu

Aku tertipu dengan aromamu

Bau yang kurasakan

Ternyata racun

Duhai syair-syair

Masih kurasakan sentuhan jemari tanganmu

Yang halus, lembut

Masih kurasakan sentuhan di wajahmu

Masih aku rasakan

Duhai syair-syair

Bawalah aku ke alammu

Dimana aku dapat mengumandangkan syair-syairku

Dimana pula aku bersyair

Mencari cahaya baru

Aura baru

Rivai, Lagi-Agi, 03 Desember 2011

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun