Mohon tunggu...
Muh. Rivai
Muh. Rivai Mohon Tunggu... -

Berkata-kata tapi nyaring

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Isme-isme

1 Juni 2017   11:48 Diperbarui: 1 Juni 2017   11:57 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

isme-isme

merong-rong

bhinneka tunggal ika

di bawa kaki

pancasila

isme di dalam

maupun isme di luar

isme yang dipelihara

maupun isme asing

sama gejolaknya

beda gerakannya

lantang suaranya

teror apalagi

keberagaman itu laksana kemarau

dahaga jangkiti tenggorokan

para isme-isme

yang tiada henti-hentinya

bicara soal benar dan salah

apakah itu revolusi

atau kehancuran

apakah itu solusi

untuk kemajuan

bangsa kita

Tuhan menciptakan keberagaman

satu buat semua

semua buat satu

namun bila tak mau menerima

sebab haus kuasa

maka itulah penyakit

yang nyata di depan mata

inilah kata-kataku

inilah puisiku

isme-isme

Takatidung, 01/06/17

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun