Mohon tunggu...
RIVA ARINI 121211025
RIVA ARINI 121211025 Mohon Tunggu... Makeup Artist - Universitas Dian Nusantara,

Universitas Dian Nusantara, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Nama dosen Prof. Apollo Daito

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ruang Publik Bourdieu

15 Oktober 2024   23:11 Diperbarui: 15 Oktober 2024   23:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Untuk memahami bagaimana elemen habitus, kapital, dan arena berinteraksi dalam ruang publik, kita dapat melihat beberapa contoh nyata.

  1. Interaksi Antara Habitus dan Kapital
    Individu dengan habitus yang berbeda akan merespons isu publik dengan cara yang berbeda. Misalnya, seseorang yang dibesarkan dalam keluarga dengan pendidikan tinggi mungkin lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya di forum publik dibandingkan dengan seseorang yang berasal dari latar belakang pendidikan yang lebih rendah. Ketika kedua individu ini berada dalam ruang publik yang sama, kapital yang mereka miliki akan memengaruhi kekuatan suara mereka.

  2. Pertarungan Simbolik di Arena Publik
    Dalam arena publik, ide-ide sering kali berkompetisi untuk mendapatkan perhatian dan legitimasi. Misalnya, dalam gerakan sosial, individu atau kelompok dengan lebih banyak kapital sosial (jaringan) cenderung memiliki pengaruh lebih besar dalam membentuk opini publik. Mereka dapat memobilisasi dukungan, menyebarluaskan informasi, dan mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pembuat kebijakan.

  3. Transformasi Ruang Publik di Era Digital
    Media sosial telah menciptakan arena baru di mana interaksi terjadi. Namun, akses ke media sosial tidak merata. Mereka yang memiliki lebih banyak kapital digital (misalnya, pengetahuan teknologi dan akses internet yang lebih baik) memiliki keuntungan dalam berpartisipasi dan mempengaruhi diskusi. Dalam konteks ini, kita perlu mempertimbangkan bagaimana kapital ini berfungsi dalam ruang publik digital.

Kesimpulan

Konsep ruang publik menurut Pierre Bourdieu memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana interaksi sosial dan kekuasaan bekerja dalam masyarakat. Dengan memahami elemen habitus, kapital, dan arena, kita dapat menganalisis dinamika kompleks yang membentuk kehidupan publik. Di era digital saat ini, penting bagi kita untuk terus mengeksplorasi bagaimana ruang publik berubah dan bagaimana individu dan kelompok dapat berpartisipasi secara efektif dalam diskusi yang membentuk masyarakat.

Daftar Pustaka

  1. Bourdieu, Pierre. Outline of a Theory of Practice. Cambridge University Press, 1977.
  2. Bourdieu, Pierre. Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste. Harvard University Press, 1984.
  3. Bourdieu, Pierre. The Field of Cultural Production. Columbia University Press, 1993.
  4. Warner, Michael. Publics and Counterpublics. Zone Books, 2002.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun