di dalam gelap dan sepi aku berontak
sementara semua terlelap dalam hingar matahari
aku mengerang membabi buta, tapi pada siapa?
di dalam kekata aku mencari apa?
ini lucu! aku ingin tertawa!
kegembiraan ini begitu pahit
sedang malam semakin angkuh, bersikukuh bahwa
pada inti tubuhnya aku akan meruh
ah tidak, pada bibirmu saja aku sudah sedemikian keluh
menjamahmu seperti menghunuskan belati pada yamadipati
gila! ini gila!
membunuh kematian dengan apa?
setolol apa aku ini? sudah, sudahi saja sampai di sini
(sementara aku membodoh-bodohi diri)
bulan pucat pasi senggama dengan gelap dan sepi
melahirkan puisi yang harus aku bunuh
karena membocorkan
ketololanku ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H