Mohon tunggu...
Riung Laut
Riung Laut Mohon Tunggu... Wiraswasta - CV Riung Laut

Penyuka kopi, syair & senyummu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku dan Ngengat Kecil

10 Maret 2016   18:24 Diperbarui: 10 Maret 2016   18:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="cahyoichi.blogspot.com"][/caption]

Di rentang Waktu 00.00 – 01.00

/1/

 
ada ngengat masuk melalui celah angin, menuju lampu

apa yang membawamu kemari, kecil?

apa di luar dingin, hingga kau butuh sedikit kehangatan?

atau tersesatkah kau, hingga kau butuh sedikit cahaya untuk menemukan jalan pulang?

kau menempel di lampu, lalu jatuh

cahaya itu panas bukan?

kau terbang lagi, menempel, ah terjatuh lagi. kau ulangi.

hentikan bodoh, kau tak pernah belajar ya?

ngengat menggelepar sekarat

/2/

kau hampir mati, kecil

tapi ah, bukan karena cahaya

aku lupa, sebelum kau masuk aku semprotkan cairan pembasmi

nyamuk-nyamuk yang pestapora di tubuhku,

juga kecoa yang kurangajar masuk ke balik sarungku

tentu aku tidak terima bukan?

lalu kau tiba-tiba masuk

bukan salahku

salahkan radarmu yang salah menerka

ternyata kamarku neraka

mungkin

karena melihat dari luar dan dari dalam tentu berbeda bukan?

/3

ada yang mengintaimu dari balik lemari

ah kehadiranmu membuatnya menjadi tangguh

sebab biasanya ia nyumput ketika mataku masih terjaga

benar saja, ia berlari cepat menangkapmu

mengoyak sayapmu, kau meronta-ronta

pertarungan harga diri atau eksistensi?

ah tentu bukan, sederhanakan saja

ini pertaruhan hidup dan mati

dan kali ini giliranmu yang kalah dan mati

kau diseretnya masuk kebalik lemari

biarkan kali ini aku menilai, aku bisa. mudah saja

 
kau ngengat kecil, adalah hadiah yang dikirimkan Tuhan

atas doa dan buah dari kesabaran cicak. itu takdir yang pasti.

berbahagialah karena kematianmu menghidupi makhluk lainnya.

 
tapi tiba-tiba, aku mendengar tawa dibalik lemari

lalu ada teriakan lantang:

karena melihat dari luar dan dari dalam tentu berbeda bukan?

aku tersenyum kecut, malu

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun