Sekarang, mbak Citra mengatakan hal sama. Lekuk-lekuk wajah kita katanya, bisa menjelaskan seperti apa sifat-sifat kita. Kalau kita sering merasa iri, akan tergambar dari guratan mimik yang empunya wajah.
"Termasuk penjahat?" tanya Niki.Â
Mbak Citra tidak menjawab. Ia hanya melanjutkan penjelasannya. Bahwa cara berpikir, sikap hati, dan pergerakan emosi-emosi kita bisa menggambar sebentuk wajah yang khas. "Sering dengar nggak kalau suami istri yang sudah lama hidup bersama, akhirnya wajah mereka mirip?"
Niki mengangguk. Karena mereka berjodoh makanya mereka mirip satu sama lain, batinnya.Â
Tapi Mbak Citra meluruskan pikiran Niki. Ia seorang konsultan metafisika, sering meditasi, menjaga asupan makanan yang bersifat alkali saja, dan secara periodik melakukan detoksifikasi. Kalau tubuh dan jiwa kita bersih, intuisi kita kuat, katanya selalu.
"Seseorang bisa mirip satu sama lain tidak selalu karena berjodoh. Melainkan karena mereka tinggal bersama; bertemu setiap hari, menyaksikan reaksi dan mimik wajah pasangannya, lalu saling menyesuaikan dan meniru satu sama lain. Bahkan intonasi suara dan gesture pun bisa mirip kalau cukup lama berinteraksi, didukung persetujuan dari masing-masing pihak," jelas Mbak Citra.
Proses saling meniru itulah yang membuat wajah dua orang mirip, kata Mbak Citra lagi. "Tetapi poin penting yang mau aku sampaikan adalah bahwa pergerakan emosi dan jalan pikiran manusia akan membentuk garis wajah mereka. Sama seperti otak, tubuh kita itu dinamis, " jelas dia.
Sekarang, Niki menunggu penjelasan si Mbak tentang garis dan gurat wajahnya. Informasi apa yang mau dia sampaikan terkait itu. Ia sudah 2 tahun ini menjadi klien konsultasinya. Tidak rutin kontak, tapi interaksi mereka tetap jalan.
"Tapi aku nggak mau bilang garis wajahmu seperti apa. Pelajari sendiri, termasuk pergerakan emosi dan cara berpikirmu. Nih, kukasih referensi," tukas Mbak Citra sambil mengirimkan link sebuah artikel ke nomor What's App Niki.Â
***
Niki terkenang Shifa. Dia tampak cantik. Bukan hanya karena sekarang pandai berdandan a la MUA, tapi karena hatinya pun cantik. Dibandingkan dengan Anissa yang ramping dan putih, tampilan Shifa yang dulu memang bukan selera umum. Kulitnya coklat, posturnya tidak tinggi dan sedikit gempal. Tapi Shifa lebih gigih, selalu berpikir positif dan sangat mencintai pekerjaannya. Barangkali, itulah yang membuat raut wajahnya akhirnya terlihat cantik. ***