Raga sangat kesal sejak ibu sudah tidak bersama mereka lagi. Sekarang, Ranilah yang menjadi bos di rumah dan mulai mengatur seluruh penghuni rumah, mulai urusan makan sampai aktivitas pribadi.
Rumah mereka cukup besar, sayang kalau tidak ditinggali. Begitu pikir Raga setiap kali godaan untuk pergi dari rumah datang. Lagipula, semua orang sudah melakukan tanggungjawabnya masing-masing, termasuk soal keuangan. Kenapa si kak Rani masih nyinyir kepada satu persatu orang di rumah ini?
Akhirnya, Raga bercerita juga apa yang menggondelinya selama ini.
"Ohhh, jadi itu kejengkelanmu Ga?" tanya Nuke.
"Iya Ke, aku bawaannya mau marah terus kalo ada kak Rani. Dia kayak ibu tiri ..."
Hahahaha
Nuke tak bisa menahan tawanya ketika mendengar julukan yg disematkan Raga kepada kakaknya. Ia tahu, Rani cukup galak di rumahnya. Mungkin lebih tepatnya, kelewat maskulin. Pernah terbersit di benak Nuke, kenapa Raga tidak balik mengatai kakaknya itu maskulin ga jelas juga ya.
Tapi tunggu dulu. Nuke ingin tahu kelanjutan keluh-kesah Raga.
Kak Rani paling ga tahan kalau lihat adik-adiknya santai. Maunya dia, gesit dan selalu terllihat sedang aktif bekerja. Boleh nonton tapi di jamnya. Sore atau malam. Kamu lihat tuh Ke, kakak macam apa itu. Ngatur2 orang seenak dia. Rumah yang kami tempati kan rumah ayah. Siapa saja boleh tinggal asalkan melakukan apa yang sudah disepakati.
FYI, kakak Raga itu tidak menikah. Hmmm, lebih tepatnya, pernah menikah singkat lalu berpisah dengan suaminya dan kemudian tinggal di rumah orangtuanya sampai sekarang. Rani perempuan yang sigap dan gesit, selalu bisa diandalkan dalam segala urusan. Berbanding terbalik dengan adik-adiknya yang rata-rata santai dan apa adanya dalam menjalani hidup.
Tapi Rani tidak suka kalau dengan style adik-adiknya. Begitu pun sebaliknya, para adik tidak betah dinyinyiri terus oleh sang kakak. Makanya, hanya Raga yang masih tinggal di rumah besar itu. Itupun dengan perasaan yang selalu makan hati.