"Ohhh, pengakuan dosa nih ceritanya?" goda saya.
"Nggak gitu-gitu banget juga sih. Intinya, dia merasa mendapat pelajaran penting setelah kami putus."
"Lho, bagus kan? Seseorang menyadari sesuatu yang penting dari masalah hidupnya, yaitu putus sama kamu."
Yuri terdiam sesaat. Saya bisa mendengar desah nafasnya di ujung telepon.
"Masalahnya, aku tidak siap berhadapan dengan kesalahanku sendiri ketika bertemu sama dia. Kamu tahu kan, putusnya kami karena aku yang ......" Yuri tidak melanjutkan.
Iya, saya paham.
Kami, teman-teman dekat Yuri tahu bahwa sebelum ia resmi putus dari Bram, Yuri sudah lebih dulu dekat dengan Frans, pacarnya sekarang.
"Jadi kamu takut Ri, kalo bertemu Bram yang menyadari kesalahannya dan menjadikan itu pelajaran berharga buat dia, otomatis kamu pun berhadapan dengan kesalahanmu sendiri?"
"Iya, kira-kira begitulah..." jawab Yuri pasrah.
"Tapi kamu kan sudah minta maaf sama Bram waktu itu?"
"Iya, sudah. Tapi aku masih agak merasa bersalah dengan kejadian itu. Aku tidak berterus terang kepada Bram kalau aku sebetulnya tidak bisa jadi diri sendiri selama berpacaran dengan dia."