APALAGI, PUTUSNYA MEREKA KARENA ..... GUBRAKKK!
"Aku pengecut banget ya Dis." Yuri memulai obrolan kami dengan kalimat itu. Yuri, seperti janjinya, dua hari kemudian menelepon saya. Kami tak bisa bertemu langsung. Sayang juga sih. Padahal saya lebih suka kalau mendengar curhatan orang bukan di telepon, apalagi pesan singkat, melainkan bertemu langsung. Tetapi Yuri tidak bisa.
Kalimat pembuka Yuri terdengat provokatif di telinga saya.
"Kenapa kamu merasa pengecut Ri?" cecar saya.
"Waktu Bram mengajak bertemu, aku sempet menolak. Nggak enak sama Frans. Lagian, aku mau menghindari hal-hal yang tidak diinginkan ..." terang Yuri.
"Hal-hal yang tidak diinginkan atau hal-hal yang diinginkan?" canda saya.
"Ah kamu itu. Serius. Aku jaga banget hal yang satu ini ... !"
"Oke, oke. Aku mengerti. Kamu takut, kalau ketemu sama Bram terus kamu suka lagi sama dia."
"Nah, kamu ngerti itu."
"Iya, tapi kenapa kamu bilang bahwa kamu pengecut di hadapan dia?"
"Si Bram bilang bahwa dia ingin menjelaskan sesuatu ke aku. Sesuatu yang merupakan kesalahan dia di masa lalu. Nah, aku kan semakin takut. Menurutku, sudahlah. Kenapa juga mengungkit-ungkit masa lalu."