Setelah sebulan terakhir redup dari pemberitaan media, kemarin (13/11/2019), Basuki Tjahdja Purnama (Ahok) kembali bergeming dan menjadi buah bibir lagi. Ahok yang sesekini diisukan akan menempati posisi strategis pada perusahaan plat merah milik pemerintah. Tidak main-main, Ahok akan didaulat menjadi Boss pada satu BUMN yang konon amat fital.
Karir politik seorang Ahok di negeri ini rupanya belum tamat. Jalannya masih panjang dibelantika politik tanah air. Berbagai ramalan hingga spekulasi mengejawantahkan seperti itu. Terlebih-lebih diperiode ke-2 Presiden Joko Widodo ini, Ahok kerap disandingkan dengan beberapa pos jabatan strategis. Seperti menjadi pengawas KPK, mengisi salah satu pos kementrian dan lain sebagainya.
Ahok adalah "Pemimpin Bajingan", begitu kata M Ramses Lalongkoe dalam bukunya yang diterbitkan 2016 lalu. Ahok digambarkan sebagai pemimpin unik dan berkharisma. Dia berani melabrak dan menggusur regulasi yang menyumbat kepentingan dan kemaslahatan khalayak banyak.
Diceritakan juga bahwa, gaya kepemimpinan Ahok  yang cenderung menjadi antitesis dari pemimpin-pemimpin lainnya dinegeri ini, yang membuatnya acapkali dimusuhi, diteror,  dimakai-maki  dan dianggap idiot.
Pos BUMN memang cocok diisi oleh Pemimpin "Bajingan" seperti Ahok
Jika menilik pertemuan antar Menteri BUMN, Erik Thohir dan Ahok siang tadi, memang memberikan sinyal kuat bahwa akan ada sebuah konsesus dan kompromi. Terlepas dari belum jelasnya azas dan pemeberian tugas. Dan Ahok pun mengakui bahwa dia datang untuk memenuhi undangan Menteri BUMN, perihal membahas perusahaan BUMN.
"Intinya banyak bicara soal BUMN. Saya mau dilibatkan disalah satu BUMN, itu saja" ujar Ahok.
Pantaskah Ahok memimpin salah satu pos BUMN? Bila melihat gaya kepemimpinan Ahok yang nyentrik dan tak kenal kompromi, hingga tidak sungkan-sungkan memecat pejabat bandel, saya yakin unsurnya sudah memenuhi. Ditambah lagi bila dipercayakan oleh Erik Thohir yang nota bene seorang entrepreunership dan pengusaha ulung yang bisa mengidentifikasi seseorang yang pantas untuk direkrut bekerjasama.
Saya pikir penunjukan oleh Erik Thohir ini bukan tanpa alasan bila melihat potensi yang dimiliki Ahok. Selain menimang gaya kepemimpinan Ahok, juga latarbelakang passion Ahok sebagai lulusan Insinyiur pertambangan dan juga Magister Keuangan. Konsekuensi logis inilah yang menurut saya menjadikan Erik Thohir kepincut meminang Ahok.
Ahok seperti yang kita kenal juga begitu sangat alergi dengan korupsi. Selama menjadi Gubernur DKI Jakarta hampir tak ada ruang bagi pejabat untuk menjarah uang rakyat. Saya pikir bila kelak Ahok mengisi salah satu pos penting di BUMN, konkritasi melibas korupsi masih akan diintepretasikannya.
Masalah korupsi di tubuh BUMN juga tidak main-main dan gila-gilaan. Ada banyak pejabat hingga direksi BUMN yang diseret kedalam sel, lantaran menjadi imun korupsi. Pejabat perusahaan yang nota bene mayoritas sahamnya dimiliki pemerintah ini tak pernah jera terjerat masalah hukum.
Jdai saya pikir kehadiran sosok Basuki Thadjha Purnama (Ahok) disini sangat penting. Praktek korupsi yang menggurita dan menjalar di BUMN saat ini menjadi diskursus buruk bagi tumbuh kembangnya ekonomi suatu bangsa. Ahok lagi-lagi menjadi jawabannya, dengan panji dan pedang pusakanya akan menghendus imun korupsi yang tertanam kuat di tubuh BUMN saat ini.
Sesekini, meski belum jelas posisi mana yang akan ditempati Ahok di tubuh BUMN, tapi setidaknya sudah memberikan nafas harapan bagi segenap masyarakat Indonesia, karena biar bagaimanapun Ahok adalah salah satu putra terbaik dan kebanggan bangsa.Â
Harapan saya, bila kelak Ahok dipilih untuk menjabat disalah satu perusahaan BUMN, semoga tetap menjadi Ahok yang kami kenal dan tetap berada dijalan yang lurus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H