Mohon tunggu...
Rita Kum
Rita Kum Mohon Tunggu... Pramusaji - Pramusaji

Perempuang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Paham Kekerasan Tak Patut Jadi Teladan

2 April 2019   10:12 Diperbarui: 2 April 2019   10:40 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas Internasional

Kita ketahui bersama bahwa saat ini ISIS telah runtuh menyusul menyerahnya benteng pertahanan terkuat dan terakhir mereka yang berada di Suriah Timur. Runtuhnya benteng itu artinya kekuatan ISIS secara fisik telah habis.

Sejak 2014 san ISIS memang banyak 'dilirik' oleh beberapa orang di Indonesia karena dinilai itu adalah manifestasi perjuangan Islam yang sesungguhnya. 

Mereka ingin mendirikan kekhalifahan di Iraq dan Syam (Suriah) dimana hukum Islam akan diberlakukan dengan rijid (ketat). Situasi itu dipicu juga sebelumnya oleh intervensi Amerika Serikat atas Iraq yang membuat Iraq melawannya.

ISISI juga punya pengaruh di Indonesia. Beberapa pihak di ISIS pernah menyatakan bahwa mereka telah membaiat sekitar 2 juta orang Indonesia di Indonesia. Sebagian mereka bisa berada di Suriah atau Iraq ketika mereka pergi haji atau umroh secara sendiri atau bersama keluarga.

Beberapa diantara mereka telah pulang pada tahun 2016-2017, sebagian pulang. Di Indoensia sebagian orang yang pulang itu melanjutkan upaya mereka untuk mempengaruhi orang sekitar untuk bersimpati pada ISIS. 

Separuh lainnya malah merasa kecewa dengan ISIS karena janji dan apa yang mereka temukan dan lakukan di Suriah dan Iraq tidak sesuai dengan bayangan mereka sebelumnya.

Sedangkan separuh lain yang bertahan dengan ideology itu adalah orang-orang yang punya mimpi yang tidak sesuai dengan realitas sekarang. Negara yang meski mayoritas Islam seperti Iraq dan Suriah pun menolak cara-cara yabg ditawarkan ISIS yang mengendalikan masyarakat secara brutal dengan hukum yang rigid.

Ini saatnya untuk bersama-sama mewaspadai faham kekerasan ala ISIS yang mungkin saja dianut oleh beberapa orang yang masih beranggapan bahwa ISIS adalah faham terbaik sedunia. 

Kita juga patut belajar bahwa Islam atau semua agama menawarkan kedamaian dan bukan kekerasan. ISIS adalah contoh tepat untuk melihat bahwa ISIS adalah golongan yang melihat dan memperlakukan ajaran Islam secara salah.

Karena itu tak heran banyak sekali Negara-negara yang menentang ISIS berkembang di negaranya, termasuk Suriah dan Iraq . Juga Negara lain di Asia, Afrika, AS, Eropa dan benua Australia.

Karena itu mungkin sejak sekarang kita harus kritis terhadap ajaran-ajaran kekerasan yang mengatasnamakan agama. Kita percaya semua agama berlandasakan kedamaian dan kekerasan bukanlah hal yang patut kita teladani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun