Saat ini kita sedang memperingati maulid nabi Muhammad 1440 H. yang di dalamnya penting untuk kita menghayati sejarah hidup beliau. Mengapa ini penting dilakukan? Karena nabi Muhammad adalah pembawa risalah ketuhanan yang perkataan, perbuatan, dan ajarannya wajib diikuti oleh setiap muslim.
Salah satu pelajaran yang dapat kita ambil dalam peringatan maulid nabi Muhammad adalah pesan untuk membangun persatuan umat. Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah SAW adalah pembangun persaudaraan umat Islam yang pertama dan paling berhasil.
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Beliau mengibaratkan hubungan seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagai satu bangunan yang saling menopang dan memperkuat. Tidak hanya itu, nabi Muhammad juga mengajarkan untuk toleransi kepada umat di luar Islam.Â
Hasilnya Daulah Islamiyah di bawah kepemimpinan Rasulullah dapat mencapai puncak kejayaan dan ukhuwah wathaniyah dapat terjaga dengan baik. Tak dapat dipungkiri bahwa pada masa itu beliau berhasil membangun kekuatan akidah, ekonomi, sosial, dan politik.
Salahsatu keberhasilan nabi Muhammad dalam membangun ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan kebangsaan) adalah dengan adanya Piagam Madinah. Piagam negara tertulis pertama di dunia, jauh sebelum munculnya Deklarasi Hak Asasi Manusia yang dilahirkan PBB pada tahun 1948.
Dengan piagam ini nabi Muhammad mengajarkan bahwa Islam menghargai pluralitas suku, golongan, dan agama. Pada masa itu tidak pernah terjadi gangguan kepada umat agama lain ataupun pemaksaan untuk memeluk agama Islam.
Perayaan maulid nabi hendaknya menjadi inspirasi umat Islam dan bangsa Indonesia untuk kembali menghayati kemudian mengamalkan nilai-nilai Islam guna menjawab persoalan kekinian.
Salah satu persoalan yang harus kita hadapi saat ini adalah umat Islam yang tercerai berai karena perbedaan pandangan dan dukungan politik. Masyarakat mulai lupa bahwa ada ukhuwah wathaniyyah yang mengikatnya, sehingga beralih saling membenci.
Pada akhirnya kondisi ini mempersulit tercapainya visi keumatan dan kebangsaan. Bukankah sejarah telah menceritakan betapa perang dengan saudara sendiri karena kekuasaan hanya akan menghancurkan bangsa itu sendiri. Tentu kita tidak menginginkan hal ini terjadi pada bangsa yang kita usahakan kemerdekaannya dengan cucuran darah dan air mata.
Memperingati maulid berarti kita mencintai nabi Muhammad. Seseorang yang mengaku cinta tentu akan mengikuti atau meniru apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang yang dicintai. Nabi Muhammad senantiasa mengajarkan kita untuk menyebarkan kasihsayang kepada sesama tanpa membeda-bedakan. Perbedaan pada umat Rasulullah adalah rahmat.
Perbedaan dukungan dan pandangan politik adalah hak semua warga negara Indonesia. Namun jangan sampai ini menjadi sebab terpecahnya persatuan dan persaudaraan (ukhuwah) wathaniyah.
Melalui maulid mari kita kembali mengkaji sejarah hidup Rasulullah. Kita akan mendapati bahwa beliau menjunjung tinggi persaudaraan, bukan hanya sesama muslim, dengan non muslimpun beliau sangat menghormati. Maka dari itu persaudaraan dan persatuan bangsa harus tetap kita jaga dan menjadi tujuan utama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H