Mohon tunggu...
Rita Utami
Rita Utami Mohon Tunggu... -

Menulis dan Berkebun serta selalu Mencoba Meraih Yang terbaik .....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Duka Sang Ibu

13 April 2014   06:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa sakit hati orang tua dan ketidakikhlasan beliau pada anak yang memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan kesehatan orang tua adalah bencana, musibah dan kesulitan hidup untuk anak yang serakah..... dan tidak pernah puas.... itu......semoga ALlah selalu menyehatkan dan menyelamatkan beliau, sosok tua yang welas asih ….namun punya anak laki
laki dan menantu yang tak berhati......

Dulu…ada kisah anak angkat yang
diberi warisan oleh ayah angkatnya  sebuah rumah yg masih ditinggali
oleh  ibunya….Anda tahu apa yang dilakukan sang anak angkat dan istrinya
tersebut? Dengan semena mena mereka memaksa ibunya tinggal di dapur yang kotor
dan setiap malam lampu dapur tersebut tidak pernah dinyalakan dengan alasan
menghemat listrik.

Ada
kisah tentang seorang anak yang  diberi wasiat oleh ayahnya untuk tinggal
di rumah orang tuanya dan menjaga sang ibunda yang sudah sepuh.

Tapi
setelah tinggal di rumah tsb sang anak dan istrinya yang serakah justru perlahan lahan menguasai
dan mengambil alih tempat tinggal ibunya dengan menyingkirkan barang barang
berharga ibunya yang ada di dalam lemari dan tanpa izin memakai lemari ibunya
untuk menaruh barang barangnya…..

Kini
sang anak mulai merangsek memperluas area  tinggalnya dengan mempersempit
tempat tinggal ibunya …..Ibunya tidak lagi tinggal dikamar, tapi kini tinggal
di sebuah ruang terbuka yang  menjadi
tempat orang lalu lalang.

Bahkan
sang anak dan istrinya yang kemaruk dan tidak  pernah puas dan bersyukur
itu nyaris membunuh ibu kandungnya sendiri ketika sang anak memaksa sang ibu
untuk menyetujui idenya meninggikan lantai rumah dengan alasan menghindari
banjir……

Padahal
sang ibu sudah pernah berucap pada sang anak…’ kamu  boleh meninggikan
lantai rumah bila saya sudah tiada….’. Keputusan yang ceroboh dan tanpa
perhitungan tersebut membuat sang ibu jatuh tersungkur tanpa daya di lantai.
Ketika sang ibu yang sudah sepuh melewati lantai yang letaknya lebih rendah
dari lantai yang  dilewati sebelumnya.

Akibatnya
sang ibu harus merasakan nyeri dan sakit yang sangat di sekujur  tubuhnya
terutama pada bagian kakinya yang sudah tidak sempurna…..

Ya Allah hentikanlah kezaliman dan keserakahan sang anak tersebut  dan
istrinya segera……Agar mereka tidak menimbulkan kerusakan…… …..penyakit…musibah
…dan kehancuran …kesepian dan kesedihan....bagi sang ibu yang berhati luar
biasa lembut, baik hati dan pemurah tersebut……

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun