Mohon tunggu...
Rita Sugiarti
Rita Sugiarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - profesi saya sebagai mahasiswa

Rita sugiarti kepribadian nya baik, hobinya suka shoping

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Attachment yang di kemukakan oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

18 Januari 2025   21:40 Diperbarui: 18 Januari 2025   21:42 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

_ Teori attachment atau keterikatan adalah teori psikologi yang mengkaji ikatan emosional yang terbentuk antara anak dan pengasuh utama mereka, serta bagaimana keterikatan ini mempengaruhi perkembangan emosional dan sosial individu sepanjang hidup. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby dan kemudian diperluas oleh Mary Ainsworth. Keduanya memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman kita tentang hubungan anak dengan pengasuhnya, serta dampaknya terhadap perkembangan kepribadian dan hubungan interpersonal di masa depan.
1. John Bowlby dan Dasar Teori Attachment
John Bowlby, seorang psikolog asal Inggris, dianggap sebagai bapak teori attachment. Bowlby mengembangkan teorinya dengan tujuan untuk memahami hubungan antara anak dan pengasuhnya, serta dampaknya terhadap perkembangan emosional anak. Bowlby berpendapat bahwa attachment adalah suatu ikatan emosional yang mendalam antara anak dan pengasuh utama yang terjalin sejak usia dini dan memiliki peran penting dalam perkembangan psikologis anak.
Bowlby mengemukakan bahwa attachment memiliki dasar biologis dan berfungsi untuk memastikan kelangsungan hidup anak. Dalam pandangannya, anak yang terikat dengan pengasuh akan merasa lebih aman dan terlindungi, sehingga dapat mengeksplorasi lingkungan mereka dan belajar dengan lebih baik. Bowlby juga menyatakan bahwa attachment adalah hasil dari proses evolusi, yang berfungsi untuk menciptakan ikatan yang memperkuat rasa aman pada anak, serta meningkatkan peluang kelangsungan hidup mereka.
2. Mary Ainsworth dan Penelitian Empiris
Mary Ainsworth, seorang psikolog Amerika yang bekerja sama dengan Bowlby, memberikan kontribusi penting terhadap teori attachment dengan melakukan penelitian empiris yang memperkuat dan memperluas ide-ide Bowlby. Ainsworth dikenal karena penelitiannya yang mengidentifikasi berbagai pola keterikatan anak terhadap pengasuhnya, yang disebutnya dengan Strange Situation Procedure (Prosedur Situasi Aneh). Dalam prosedur ini, Ainsworth mengamati reaksi anak-anak usia 12 hingga 18 bulan terhadap serangkaian interaksi dengan pengasuh dan orang asing, yang dilakukan dalam kondisi terpisah dan bersatu kembali.
Berdasarkan penelitiannya, Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis pola attachment yang umum pada anak-anak, yakni:
1. Secure Attachment (Keterikatan Aman)
Anak dengan pola keterikatan aman menunjukkan rasa percaya yang tinggi terhadap pengasuh mereka. Ketika terpisah, mereka menunjukkan kecemasan, tetapi setelah bersatu kembali, mereka mudah merasa tenang dan kembali ke pengasuh. Anak-anak ini cenderung merasa nyaman mengeksplorasi lingkungan mereka, karena mereka yakin bahwa pengasuh mereka akan selalu ada untuk memberikan rasa aman. Pola ini berhubungan dengan pengasuhan yang responsif dan penuh perhatian dari pengasuh, yang memenuhi kebutuhan emosional anak.
2. Insecure-Avoidant Attachment (Keterikatan Tidak Aman -- Menghindar)
Anak-anak dengan pola ini cenderung tidak terlalu menunjukkan kecemasan saat terpisah dari pengasuh dan tampak tidak terlalu mencari penghiburan ketika pengasuh kembali. Mereka cenderung lebih menghindari kedekatan emosional dan lebih memilih untuk mengalihkan perhatian mereka ke objek atau lingkungan sekitar. Pola ini sering terjadi pada anak yang pengasuhnya kurang responsif atau menunjukkan pengabaian terhadap kebutuhan emosional anak.
3. Insecure-Ambivalent/Resistant Attachment (Keterikatan Tidak Aman -- Ambivalen atau Menentang)
Anak-anak dengan pola keterikatan ini cenderung sangat cemas dan tidak yakin apakah pengasuh mereka akan kembali. Mereka merasa kesulitan untuk mengeksplorasi lingkungan dan sering kali menunjukkan ketergantungan yang berlebihan pada pengasuh. Ketika pengasuh kembali, anak-anak ini bisa menunjukkan perilaku yang bertentangan, seperti marah atau menuntut perhatian lebih, meskipun mereka juga ingin merasa aman. Pola ini biasanya terjadi pada anak-anak yang pengasuhnya tidak konsisten dalam memberikan perhatian dan respons terhadap kebutuhan emosional anak.
3. Perkembangan Teori Attachment Bowlby dan Ainsworth
Bowlby dan Ainsworth setuju bahwa keterikatan yang aman memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan emosional dan sosial anak. Anak yang memiliki pola attachment yang aman akan lebih mudah membangun hubungan yang sehat dengan orang lain di masa depan, karena mereka belajar bahwa orang lain dapat diandalkan dan mereka berharga. Sebaliknya, anak-anak dengan pola attachment yang tidak aman cenderung mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal di kemudian hari, baik dalam konteks keluarga, persahabatan, maupun hubungan romantis.
Bowlby juga menekankan pentingnya internal working models atau model kerja internal, yang merujuk pada keyakinan dan harapan anak tentang bagaimana hubungan emosional seharusnya berlangsung. Model kerja internal ini terbentuk berdasarkan pengalaman awal dengan pengasuh dan berfungsi untuk memandu anak dalam berinteraksi dengan orang lain sepanjang hidup mereka.
4. Konsekuensi Jangka Panjang dari Attachment
Teori attachment juga menyoroti pentingnya kualitas attachment yang terjalin pada masa bayi dalam membentuk pola hubungan di masa dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan keterikatan yang aman cenderung memiliki hubungan yang lebih stabil, mampu mengelola emosi dengan baik, dan lebih mudah mempercayai orang lain. Sebaliknya, individu dengan keterikatan yang tidak aman, baik menghindar maupun ambivalen, sering kali mengalami kesulitan dalam hubungan interpersonal dan cenderung lebih rentan terhadap stres emosional.
_ Kesimpulan
Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana hubungan awal dengan pengasuh dapat mempengaruhi perkembangan emosional dan sosial individu sepanjang hidup. Attachment yang aman berfungsi sebagai dasar bagi pembentukan hubungan yang sehat, sementara attachment yang tidak aman dapat berkontribusi pada kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang stabil. Konsep ini sangat penting dalam konteks pengasuhan dan pendidikan anak, serta dalam pemahaman kita tentang perkembangan psikologis secara umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun