Mohon tunggu...
Rita Sugiarti
Rita Sugiarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - profesi saya sebagai mahasiswa

Rita sugiarti kepribadian nya baik, hobinya suka shoping

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Pembelajaran Perkembangan KOGNITIV LEV VYGOTSKY dan Implikasinya dalam Pembelajaran

22 November 2024   19:29 Diperbarui: 22 November 2024   19:34 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses belajar mengajar perlu untuk memperhatikan beberapa hal diantaranya yaitu pertumbuhan fisik anak, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa serta perkembangan sosial emosionalnya.1Seorang guru atau pendidik tidak akan terlepas dari yang namanya interaksi dengan anak didiknya. Salah satunya seorang guru harus mampu mengetahui perkembangan anak didik. Dengan ini seorang guru mampu memahami respon yang diberikan oleh anak didiknya agar perkembangan dapat berjalang dengan baik. Pemahaman guru terhadap perkembangan anak didiknya yang semakin banyak akan dapat merancang strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan perkembangan anak didik. guru yang dapat memahami perkembangan kognitif anak didik maka akan mendapatkan yang namanya manfaat lebih banyak. Dengan adanya pehamanan ini maka seorang guru akan memahami bahwasanya setiap anak didik memiliki tingkatan yang berbeda. Sehingga dengan pemahaman yang seperti ini seorang guru akan mengarahkan pembelajaran yang sesuai dengan tingkatan anak didik.Setiap anak akan mengalami yang namanya perkembangan kognitif. Perkembangan ini meliputi perkembangan dalam pengetahuan, pemecahan masalah, pengembangan keterampilan, dan perkembangan dalam memahami keadaan sekitar.

Perkembangan kognitif diteliti pada abad pertengahan, ada dua tokoh yang paling terkenal mengenai perkembangan yaitu Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Keduanya sama-sama membahas mengenai perkembangan kognitif pada anak dengan pendekatan kontruktivisme. Pemikiran keduanya memberikan kontibusi dalam dunia pendidikan yaitu bagaimana mengajar seseorang. Pemikiran Lev Vygotsky memberikan sumbangsih dalam perkembangan kognitif anak. pada kenyataanya jika kognitif akan dikembangkan sesuai dengan usianya maka akan memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti pelajaran. Namun hal ini tidak luput dari peran guru, orang tua dan lingkungan dalam perkembangan kognitif anak. sehingga perlu yang namanya pendampingan dalam perkembangan kognitif anak.Perkembangan anak setiap tingkayannya perlu diperhatikan yang namanya perkembangan kognitifnya. Anak pada masa ini akan lebih banyak belajar melalui lingkungannya sehingga bimbingan dari guru dan orang tua harus lebih dari yang biasanya.

Seperti contohnya anak akan belajar mandiri untuk makan sendiri, maka pada usia kisaran 3-5 tahun anak anak belajar untuk makan sendiri begitu pula dengan selanjutnya. Perkembangan kognitiv setiap anak juga berbeda-beda, ada yang diberikan penjelasan sekali langsung paham, ada yang memang perlu bantuan dari orang yang lebih ahli, ada juga yang membutuhkan pendekatan khusus melalui Bahasa untuk lebih dekat sehingga siswa mampu mencapai perkembangan kognitif, hal ini dikarenakan Bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi saja melainkan juga sebagai alat pembicaraan privat ini yang menjadi awal untuk terjadinya komunikan yang baik di sosial. Pemaparan diatas menunjukkan bahwasanya perlu yang namanya membedah lebih dalam lagi mengenai teori perkembangan kognitif Lev Vygotsky. Sehingga penelitian ini untuk mendeskripsikan mengenai teori kognitif berdasarkan Lev Vygotsky sehingga nantinya dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran guna mencapai tingkat kognitif siswa.Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar.

Istilah "Cognitive" berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.5Menurut Gagne kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan oleh psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai, dan memikirkan lingkungannya.Vygotsky mengemukakan bahwa kemampuan kognitif untuk membantu memecahkan masalah, memudahkan dalam melakukan tindakan, memperluas kemampuan, dan melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas alaminya. kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetajuan. Banyak faktor yang dapat memengaruhi perkembangan kognitif yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

 1. Faktor hereditas/keturunan, teori ini dipelopori oleh seorang ahli filsafat Schopenhauer, dimana ia berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. 2. Faktor lingkungan, teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke. Ia berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih bersih belum ada tulisan atau noda sedikit pun. 3. Faktor kematangan, tiap organ (fisik maupun psikis) dapat di-katakan matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. 4. Faktor pembentukan, pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang memengaruhi perkembangan intelegensi. 5. Faktor minat dan bakat, minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. 6. Faktor kebebasan, kebebasan yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir luas yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode terntentu dalam memecahkan masalah-masalah, dan bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.

Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui pancainderanya, sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya tersebut anak akan dapat melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain.erkembangan kognitif yang terjadi pada setiap individu terjadi pada saat individu mendapatkan yang namanya pengalaman baru atau dapat memecahkan masalah. Dalam upaya yang namanya mendapatkan pemahaman kognitif individu akan memadukan yang namanya pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sehingga muncul pengertian baru. Teori Vygotsky menekankan pada interaksi dengan sosial, kultural historis dan individual sebagai kunci dari perkembangan manusia.

9 Hal ini mengemukakan bahwasanya perkembangan berfikir seorang individu tergantung pada interaksi sosial seorang anak dimana ia berada.Zona Of Proximal Development (ZPD) menurut Vygotsky ialah suatu jarak antara tingkat perkembangan actual dengan tingkat perkembangan potensial.13Tingkat perkembangan actual siswa dapat diketahui memalui pemecahan masalah yang dilakukan secara mandiri oleh siswa yang disebut dengan kemampuan instrumental. Sedangkan perkembangan potensial tanpak ketika seseorang dapat menyelesaikan tugas dan dapat memecahkan masalahnya dengan bimbingan orang lain yang lebih berkopenten. Hal ini artinya sebagian tugas mampu untuk diselesaikan oleh anak secara mandiri namun ada juga yang perlu adanya bantuan dari orang lain atau teman sebaya yang lebih mampu.Zona Perkembangan Proximal Vygotsky memiliki batas atas dan batas bawah.14 Batas bawah dimana anak mampu menyelesaikan tugas dan memecahkan masalah secara mandiri tanpa bantuan guru, teman atau siapapun. Sedangkan batas atasnya yaitu anak mampu menerima tanggung jawab maupun tugas tambahan dengan adanya bantuan dari orang yang lebih berkopenten. Hal ini menunjukkan bahwasanaya dengan banyaknya anak interaksi dengan sosialnya maka akan dengan mudah anak menyelesaikan masalahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun