Sudut Literasi - Menulis  Itu Menyenangkan
Kompasiana.com - Dongeng merupakan sebuah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi. Dongeng merupakan salah satu cerita rakyat yang cukup beragam cakupannya serta berasal dari berbagai kelompok etnis, masyarakat, atau daerah tertentu di berbagai belahan dunia. Melalui dongeng, penulis atau pembuat  cerita dongeng bisa menyampaikan pesan-pesan moral atau harapan-harapan dari penulis atau pembuat cerita.
Dongeng banyak  disampaikan dari mulut ke mulut, dari cerita orang-orang terdahulu kepada generasi selanjutnya atau melalui tulisan. Ada beberapa jenis dongeng yang perlu kita ketahui antara lain:
- LegendaÂ
Legenda merupakan cerita rakyat pada zaman dahulu yang berhubungan dengan peristiwa sejarah atau asal usul daerah. Misalnya Legenda Danau Toba
- FabelÂ
Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang mempunyai kehidupan seperti manusia sehingga seperti nyata. Misalnya  Kisah Semut Hitam dan Cicak Tua
- MitosÂ
Mitos merupakan dongeng yang berhubungan dengan makhluk halus seperti jin, setan, atau dewa-dewi serta dipercaya benar terjadi oleh yang menganutnya. Misalnya cerita yang terkenal tentang Joko Tarub atau Nyi Roro Kidul
- SageÂ
Sage merupakan cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Kisah yang terkenal misalnya kisah Roro jonggrang
- Parabal
Parabel merupakan kisah ceritanya mengandung nilai-nilai pendidikan, baik pendidikan moral, agama, atau nilai pendidikan lainnya yang disampaikan secara tersirat. Misalnya  Malin Kundang
- Jenaka
Dongeng dengan bagian cerita rakyat yang berunsur jenaka atau lucu sehingga dapat membangkitkan tawa. Misalnya Kisah Abunawas.
- HikayatÂ
Hikayat merupakan jenis cerita rekaan dalam sastra Melayu lama yang menggambarkan keagungan dan kepahlawanan. Misalnya Hikayat Hang Tuah
Â
Beberapa fungsi yang bisa diambil dari dongeng yang disampaikan, antara lain:
- Sebagai hiburan atau pelipur lara
- Sarana pendidikan
- sarana mewariskan nilai-nilai luhur
- Protes sosial
- Sebagai proyeksi keinginan terpendam
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam menulis dongeng antara lain:
- Tema
Dalam menulis sebuah cerita, hal yang dilakukan pertama adalah menentukan tema yang ingin disampaikan kepada pembaca. Tema tersebut juga disesuaikan dengan kebutuhan sasaran pembaca, misalkan mengenalkan tentang kejujuran, suka menolong teman , birul walidain, mau berbagi, dll
Hal yang tak kalah penting adalah menentukan tokoh dan penokohan.
Tentukan tokoh yang memiliki karakter kuat dalam hal nama, sifat/perilaku, pakaian/ property, fisik tokoh, kata orang tentang tokoh.
Dalam penokohan ini, karakter yang diharapkan muncul hasrus disesuaikan dengan peran tokoh sebagai antagonis, protagonist ataupun tritagonist.
- Alur
Alur cerita atau plot adalah urutan beberapa peristiwa, dan setiap peristiwa tersebut memengaruhi peristiwa berikutnya melalui prinsip sebab-akibat. Peristiwa sebab-akibat dari suatu plot dapat dianggap sebagai serangkaian peristiwa yang dihubungkan oleh penghubung "dan seterusnya".
- Latar
a. Â Latar tempat
Misalkan di ruang tamu, di jalan, di sekolah, di pasar, dll.
b. Latar waktu
Misalkan saat terbit fajar, saat berkemah, sepulang sekolah, ketika berkunjung ke rumah nenek, dll
c. Latar suasana
Latar suasana dibagi atas suasana lahir, suasana batin dan suasana alam.
- Sudut Pandang
Dalam penulisan sebuah cerita, pemakaian sudut pandang sesuai dengan keinginan penulis. Untuk pemakaian sudut pandang pertama sering kali dilakukan oleh penulis pemula yang dianggap lebih mudah.
- Gaya dan Tone
Gaya cerita merupakan cara pengarang dalam mengungkapkan isi pikirannya melalui bahasa yang khas sehingga dapat menimbulkan kesan tertentu.
- Moral
Melalui dongeng pengarang menyiratkan pesan moral kepada pendengar atau pembacanya.
Sedangkan dalam penyajian cerita atau dongeng yang bagus adalah bisa melibatkan emosi pembaca atau pendengar. Jalannya emosi cerita ini diawali dengan perkenalan tokoh, pergerakan awal, kemunculan konflik, terjadinya puncak konflik, penurunan emosi dan penyelesaian.
Hal lain yang perlu diperhatikan penulis dongeng adalah tata bahasa yang tidak mengandung unsur SARA dan politik serta melihat cakupan sasaran pembaca sehingga bisa menggunakan bahasa dengan lebih tepat. (Selasa, 29/10/2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H