Mohon tunggu...
Rita Nurkhaedah
Rita Nurkhaedah Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswa

Tidak ada karya peetama yang bagus tetapi berusalaha bahwa ada saatnya karya anda menjadi terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

SPay Later Meningkatkan Budaya Konsumtif di Lampung

12 November 2024   06:40 Diperbarui: 12 November 2024   06:46 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ekonomi.republika.co.id

Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia telah membawa berbagai perubahan besar pada gaya hidup masyarakat. Salah satu perubahan  paling signifikan adalah munculnya layanan pinjaman digital seperti SPayLater, fitur Beli Sekarang, Bayar Nanti (BNPL) dari platform e-commerce Shopee. 

Permintaan terhadap layanan ini semakin meningkat di Bandar Lampung, terutama di kalangan generasi muda. Namun,  tren penggunaan SPayLater, selain kenyamanannya, juga menimbulkan kekhawatiran terhadap berkembangnya budaya konsumen di kota tersebut. 

Layanan SPayLater memungkinkan pengguna  membeli produk sekarang dan membayar penuh  bulan depan atau mencicil selama beberapa bulan. Kemudahan yang diberikan layanan ini sungguh menarik, apalagi di  masyarakat yang semakin terhubung dengan teknologi dan internet. Namun fenomena ini telah menciptakan tren budaya konsumen yang perlu ditanggapi dengan serius. 

Peningkatan jumlah pengguna SPayLater di Bandar Lampung tercermin dari jumlah transaksi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pasca pandemi COVID-19, banyak orang yang beralih ke belanja online, bahkan mereka yang sebelumnya  berbelanja secara langsung. Kenyamanan layanan kredit ini mendorong sebagian besar pengguna untuk membeli lebih banyak tanpa  membayar di muka. 

Berdasarkan data yang diperoleh, mayoritas pengguna SPayLater di Bandar Lampung adalah generasi Millenial dan Gen Z yang sangat aktif di dunia digital. Generasi ini cenderung mengetahui tren konsumen melalui media sosial dan terdorong untuk membeli produk baru meskipun sebenarnya mereka tidak membutuhkannya.

SPayLater menawarkan solusi praktis yang memungkinkan Anda membeli barang tanpa harus menunggu dana datang, cukup  mengandalkan  cicilan bulanan yang dapat disepakati sesuai kemampuan Anda. Pengguna SPayLater, Edo, seorang mahasiswa berusia 20 tahun asal Lampung, mengaku mulai menggunakan layanan tersebut untuk membeli produk elektronik yang harganya relatif mahal. 

"Awalnya saya menggunakan SPayLater untuk membeli ponsel baru karena harganya yang cukup tinggi. Namun seiring berjalannya waktu, saya merasa lebih mudah untuk membeli barang lain tanpa berpikir dua kali," kata Edo.Seiring berjalannya waktu, Edo mengaku fitur SPayLater membuatnya lebih sering mencari barang yang  tidak terlalu mendesak.

Keadaan di atas menunjukkan bahwa SPayLater berperan dalam membentuk budaya konsumen di kalangan masyarakat Bandar Lampung.Fungsionalitas BNPL memungkinkan pengguna  menghindari pembayaran di muka, sehingga membuat mereka lebih cenderung melakukan pembelian impulsif.

Budaya konsumen ini juga diperkuat dengan tren belanja online yang didukung dengan berbagai penawaran khusus dan diskon menarik. Pada waktu-waktu tertentu, seperti flash sale, hari libur, dan hari gajian, Shopee dan platform lainnya menawarkan diskon, kupon cashback, dan opsi pengiriman gratis untuk menarik perhatian pengguna.Promosi tersebut mendorong konsumen untuk lebih sering menggunakan SPayLater. 

Pengeluaran yang tidak dibatasi, khususnya melalui layanan kredit seperti SPayLater, dapat berdampak negatif pada kesehatan keuangan seseorang.Meskipun layanan ini tidak mahal, layanan ini dapat menambah pembayaran bulanan Anda jika tidak dikelola dengan baik.Selain itu, pengguna yang tidak membayar tagihannya tepat waktu akan dikenakan bunga tambahan, yang akan memperburuk situasi keuangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun