Mohon tunggu...
Rita Nur Aliyah
Rita Nur Aliyah Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA IAIN JEMBER

pertahankan sabar dan senyummu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pola Interaksi dalam Memengaruhi Kepribadian Siswa

15 Maret 2020   20:11 Diperbarui: 4 Mei 2020   13:01 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru terlahir sebagai pendidik generasi selanjutnya yang akan datang. Guru merupakan bagian nafas agar terciptanya kaum intelektual, tidak dapat dipungkiri orang tua yang membesarkan anak, selain itu orang tua adalah pendidikan pertama bagi anak, tapi setelah itu apakah orang tua akan selalu mendidiknya dirumah? Tentu tidak. Orang tua akan menitipkan anaknya mulai dari pendidikan yang mulai bawah, katakanlah Taman kanak kanak sebagai pendidikan pertama.

Dimulai dari pendidikan taman kanak kanak (TK) bagaimana seorang guru mendidik dengan penuh kasih sayang dan sangat ekstra. memastikan agar siswa selalu baik baik saja, lalu kemudian siswa siswa TK diajari bagaimana cara membaca, menghitung, mewarnai bahkan yang membersihkan kotoran buang air besar maupun buang air kecil. 

anak TK
anak TK

Di sekolah dasar (SD) pun tidak jauh beda dengan di taman kanak kanak, interaksi guru dan siswa dalam hal ini lebih ingin mengedepankan bagaimana karakter siswa, bagaimana siswa mengembangkat bakat dan minat, dan di sekolah dasar pun guru harus mempunyai skill mengajar dan kompeten sesuai bidangnya agar belajar siswa sesuai kepada guru yang memang ahlinya.

anak SD
anak SD

SMP (Sekolah Menengah Pertama) Sebenarnya tidak jauh beda dengan Sekolah dasar, akan tetapi di SMP inilah masa remaja dimulai, siswa kecenderungan suka dengan lawan jenis, siswa mulai berdandan. Di smp pengembangan mata pelajaran mulai bertambah pula, lalu bagaimana interaksi di guru di smp? Di smp inilah siswa mulai cenderung jenuh terhadap pelajaran yg mulai banyak. Maka dari itu kedetakan emosional harus dimulai, dimulai pendekatan dengan rasa ingin tau siswa, bagaimana siswa menghadapi masalah dan juga bagaimana siswa menyelesaikan masalah. Di SMP ada guru BK(Bimbingan konseling) yang tugasnya menangani psikologis siswa dia juga yang bertugas bagaimana siswa ada masalah terhadap temannya atau terhadap mata pelajarannya yang memang dianggap susah. Jadi menurut penulis pendekatan emosional yang bagus ada di guru BK.

anak SMP
anak SMP

Untuk tingkatan akhir ada pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas), dimana murid mulai masuk dewasa, bisa dikatakan SMA adalah masa masa indah di sekolah, dimana kita tau makna kebersamaan makna cinta, makna tersakiti lawan jenis. Jadi interaksi guru dalam hal ini bisa dikatakan harus sedikit ketat, karena makna kebersamaan tidak selalu positif kadang kalanya berdampak negatif, interaksinya pun tidak bisa bisa terlalu mengekang, karena jika dikekang siswa SMA cenderung memberontak susah dibilangi dan keras kepala. Lagi lagi pendekatan emosional yang baik harus dibangun agar siswa tidak salah melangkah ke jalan yang buruk.

anak SMA
anak SMA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun