Anda suka Yogurt? Sammaaaa...saya juga suka. Yogurt atau Yoghurt adalah susu yang difermentasi. Yogurt terbuat dari susu apa saja, termasuk susu kacang kedelai atau soya. Namun saat ini Yogurt lebih banyak diproduksi dari susu sapi. Dari fermentasi tersebut menghasilkan tekstur seperti jel (gel) dan aroma yang unik dengan kecenderungan rasa asam. Yogurt yang katanya berasal dari Eropa, merupakan makanan, mungkin karena bentuknya yang agak padat. Namun jika Yogurt menjadi lebih cair bisa disebut sebagai minuman. Tapi itu tidak terlalu penting, yang penting adalah bahwa Yogurt itu kuliner enak dan sehat.
Supaya Yogurt tambah enak, maka cara cerdas menikmati Yogurt adalah dengan menambah aneka potongan buah segar atau menambahkan topping di atasnya. Untuk urusan yang satu ini, orang Indonesia paling kreatif. Ada saja tambahan rasa unik yang mengundang selera. Misalnya, ada Yogurt rasa mangga, rasa jeruk, rasa strowberi, atau Yogurt dengan tambahan potongan buah ceri, strowberi, lalu dikasih topping coklat meses dan keju, dan lain-lain. Jadi, tidak ada lagi alasan orang tidak suka Yogurt.
Dadiah Yogurt
Tapi tahukah Anda, ternyata di negeri ini juga ada daerah yang memproduksi Yogurt sebagai makanan turun temurun. Dan uniknya lagi Yogurt yang satu ini bukan terbuat dari susu sapi melainkan dari susu kerbau. Susu kerbau? Yup, betul. Apa bedanya dengan Yogurt susu sapi? Tidak terlalu berbeda karena sama-sama berbahan dasar susu. Hanya saja Yogurt ini bahan dasarnya susu kerbau yang juga difermentasi. Namanya D a d i a h. Dadiah ini berasal dari Sumatera Barat dan sangat terkenal di daerah Bukit Tinggi, Padang, dan Padang Panjang.
Foto: http://www.flinkmag.com/wwongso-culinary-inside.html
Cara Membuat Dadiah
Susu kerbau diperah lalu dimasukkan ke dalam tabung bambu berukuran sekitar 15-20 cm kemudian ditutup dengan daun pisang atau daun waru. Diamkan dalam suhu ruang hingga 2-3 hari. Masa ini cukup untuk merubah susu dari cair hingga mengental menjadi Dadiah. Dadiah yang sudah membeku tersebut, jika dibalik tidak akan tumpah. Ia sudah melekat dalam bambu. Dadiah baik digunakan dalam rentang waktu paling lama satu minggu sejak susu dimasukkan ke dalam tabung bambu.
Dadiah Lebih Sedap Dipadu dengan Ampiang
Zaman dulu, Dadiah dimakan sebagai pengganti lauk untuk teman makan nasi di kalangan masyarakat luhak (pusat Minangkabau). Di sebagaian kalangan orang tua-tua lainnya, Dadiah dijadikan sebagai puding. Dengan bertambah majunya perkembangan kuliner, Dadiah saat ini lebih dikenal sebagai menu Sarapan yang dihidangkan bersama Ampiang dan cairan gula merah.
Apa itu Ampiang? Ampiang terbuat dari beras ketan merah yang masih baru dari sawah, disangrai lalu ditumbuk hingga pipih. Hasilnya seperti flake atau pipih.
Setelah Ampiang siap, lalu disiram seperlunya dengan air hangat, kemudian dicampur dengan kelapa parut dan sedikit garam. Setelah itu tuangkan air gula merah secukupnya. Kemudian sendokkan Dadiah di atasnya. Jika perlu boleh ditambahkan serutan es (iced shaving). Woooww.....mantap.
Tapi bagi yang suka dengan Dadiah plain atau Dadiah yang asli, itu juga sedap. Cukup disantap begitu saja dengan menggunakan sendok langsung dari tabung bambu.