Mohon tunggu...
Rita Indah Cahyani
Rita Indah Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Saya Rita Indah Cahyani mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Serunya Belajar Bahasa Isyarat Bersama Teman Tuli di Serona Coffee

21 Januari 2023   14:06 Diperbarui: 21 Januari 2023   14:37 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap makhluk hidup di dunia ini perlu berkomunikasi. Baik melalui suara, getaran, maupun gerakan. Di mana gerakan sendiri memiliki arti dalam suatu komunitas kehidupan tertentu. Manusia sebagai makhluk yang bersosialiasi dibandingkan dengan makhluk yang lain. Sudah pasti melakukan kegiatan komunikasi. Hal ini tentu beralasan mengingat setiap manusia tidak bisa hidup sendirian dan perlu tumbuh dan berkembang bersama manusia yang lain demi kelangsungan hidupnya.

Dalam proses komunikasi diharapkan terjadi kegiatan tukar menukar informasi yang akan berdampak pada perubahan sikap dan perilaku. Pada dasarnya, ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan dalam proses komunikasi. Dua bentuk dasar komunikasi tersebut yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan gerakan tubuh, ekspresi wajah, simbol-simbol, dan intonasi suara. Dalam proses komunikasi tersebut berlangsung secara bersama-sama, di mana komunikasi non verbal menjadi komplemen atau pelengkap dari bahasa verbal, misalnya disaat kita menyatakan terima kasih (bahasa verbal) kita melengkapi dengan tersenyum (bahasa non verbal).

Komunikasi non verbal juga bisa dipelajari. Salah satunya dengan cara saat ngumpul bareng teman minum kopi di kafe dan sambil belajar komunikasi non verbal dengan bahasa isyarat bersama teman tuli. Pastinya seru banget kan?

Kegiatan tersebut tak kalah serunya dibandingkan hanya ngobrol-ngobrol saja sambil minum kopi. Serona Coffee Bintaro mewujudkan ide tersebut, kafe ini terletak di Emerald Club House, Jalan Jombang Raya, Parigi, Pondok Aren, Tangsel. Kafe ini juga mempekerjakan para penyandang disabilitas tuli atau tunarungu, sesuai dengan slogan 'Batas Kita Hanyalah Kata'.

Kafe ini menyediakan wadah bagi teman tuli untuk bekerja. Teman tuli sebagai pelayan dan bertugas melayani tamu yang datang. Dengan menggunakan bahasa isyarat pengunjung diajak berkomunikasi dan belajar bahasa isyarat. Untuk membantu pengunjung belajar bahasa isyarat, di setiap sudut kafe dan meja terdapat papan tata cara berkomunikasi dengan bahasa isyarat abjad Bisindo (bahasa isyarat Indonesia). Namun, jika tetap kesulitan berkomunikasi dengan bahasa isyarat, para pekerja teman tuli akan memberikan kertas dan pulpen untuk pengunjung menuliskan pesanannya.

'Terima kasih' merupakan salah satu bahasa isyarat paling sederhana untuk dipelajari dari teman tuli. Karena teman tuli selalu menggunakan bahasa isyarat ini saat membawakan makanan atau bahkan saat menyapa pengunjung yang akan pulang.

Pesan-pesan non verbal seperti bahasa isyarat tersebut sangat berpengaruh untuk berkomunikasi. Terlebih lagi untuk penyandang disabilitas, teman tuli. Komunikasi non verbal merupakan komunikasi yang sangat penting dan selalu dilakukan oleh teman tuli.

Serona Coffee merupakan salah satu kafe yang menyediakan layanan bagi teman tuli, tak hanya pengunjung teman dengar yang datang tetapi pengunjung teman tuli. Sehingga, komunikasi non verbal yang dilakukan antara pengunjung teman tuli dengan pelayan teman tuli juga berjalan dengan efektif dikarenakan sama-sama bisa saling berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat dan pesan dapat tersampaikan dengan jelas.

Jenis komunikasi non verbal yang dilakukan antara para pengunjung dan pelayan teman tuli adalah kinetics (gesture). Di mana saat mereka berkomunikasi untuk menggantikan suatu kata karena menggunakan bahasa isyarat abjad Bisindo yang diperagakan dengan gerak tubuh melalui jari.

Berikut merupakan abjab dalam Bisindo

Foto: Website/MediaPijar.com
Foto: Website/MediaPijar.com

Saat ini, Bisindo adalah bahasa universal yang bisa dipelajari oleh semua orang, tidak hanya teman tuli. Selain itu, belajar Bisindo juga sangat menyenangkan karena mengajarkan kita bagaimana berkomunikasi melalui non verbal menggunakan gerak tubuh daripada ucapan, yang paling sering kita lakukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun