Mohon tunggu...
Rita Dewi Astria
Rita Dewi Astria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bone

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Black Scrub dari Menir Beras dan Juga Bahan-bahan Tradisional Lainnya

7 Oktober 2023   16:30 Diperbarui: 7 Oktober 2023   16:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bone Ciptakan Inovasi Black Scrub dari menir beras dan juga bahan-bahan tradisional lainnya.

UNIM Bone,  - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bone (UNIM Bone) telah berhasil menciptakan inovasi yang menarik dan berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. 

Dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan, tim mahasiswa yang dipimpin oleh Rita Dewi Astria sebagai Ketua Tim, serta anggota tim Mutmainnah dan Nur Azizah Rahman, bersama dengan Dosen Pendamping Ibu Aisyah Nursyam S.Pd., M.Pd., telah Menciptakan Produk dari bahan- bahan yang biasanya masyarakat hanya memanfaatkan sebagai pakan ayam, disini kami telah membuat sebuah produk dengan nama BS-Ogi' atau lebih dikenal sebagai Black Scrub Khas Bugis yang memiliki bahan utama yaitu Menir beras. Dukungan dana yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud Ristekdikti) serta kolaborasi dengan warga Desa Tompo Bulu, telah memungkinkan tim mahasiswa ini untuk mengatasi masalah lingkungan yang dihadapi oleh desa tersebut.

Desa Tompo Bulu, dikenal sebagai salah satu produksi Beras terbesar di Kecamatan Libureng, selama ini Masyarakat hanya menggunakan menir beras sebagai pakan ayam atau biasanya masyarakat membuang begitu saja. Dalam kerja sama yang erat antara UNIM Bone dan masyarakat desa, mahasiswa telah mengeksplorasi potensi limbah tersebut.

Menir Beras yang mengandung asam lemak esensial seperti linoleic acid dan oleic acid yang dapat membantu menjaga kelembaban kulit dan membuat kulit terlihat lebih lembab dan halus. menjadi bahan baku utama dalam pembuatan Lulur Khas bugis ini.

"Lulur Komersial dipasaran banyak mengandung bahan pengawet atau bahan kimia lainnya kami membuat produk kecantikan dengan hanya memnfaatkan bahan" alam yang kaya akan nutrisi dan tdk menggunakan bahan kimia pengawet." ungkap Rita.

Keberhasilan program ini tidak hanya berkat kerja keras tim PKM dan dosen pendamping, namun juga berkat bantuan serta arahan dari berbagai pihak. Rektor Universitas Muhammadiyah Bone beserta Wakil Rektor, Pengelola Epicentrum PKM UNIM Bone, dan khususnya Bapak Dr. A. M. Irfan Taufan Asfar, M.T., M.Pd., dan Bapak Dr. A. M. Iqbal Akbar Asfar, M.T., M.Pd., Serta Ibu Andi Nurannisa S.Pd telah memberikan kontribusi berharga dalam menjalankan program ini.

Dukungan penuh juga datang dari Kepala Desa Tompo Bulu, Muhammad Iqbal Ia menyatakan, "Kami sangat mendukung inisiatif ini dan berharap Desa Tompo Bulu dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengelola limbah pertanian secara bijaksana dan ramah lingkungan."

Selain memberikan solusi terhadap masalah lingkungan, Lulur Khas Bugis ini juga memberikan potensi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat desa. Dengan peningkatan produksi  dalam mengolah limbah Lulur menjadi produk bernilai ekonomis, diharapkan para petani dan warga desa dapat meraih peluang usaha yang lebih besar dan berkelanjutan.

Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, mahasiswa UNIM Bone dan warga Desa Tompo Bulu dapat menghasilkan dampak besar. Inovasi Lulur Khas Bugis ini menjadi langkah maju dalam menciptakan masa depan yang lebih bersih dan lestari bagi masyarakat dan lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun