Mohon tunggu...
R. Bulan
R. Bulan Mohon Tunggu... Dosen - a.k.a. BuLan

Hidup, menulis takdir.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pada Satu Musim

10 Juli 2021   13:41 Diperbarui: 10 Juli 2021   13:48 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam dinding hanya terdiri dari jarum-jarum yang kesepian

ia tak tahu bagaimana menghitung mundur suatu pertemuan

Di sisinya, almanak menyembunyikan angka-angka 

yang lupa kau beri ucapan selamat ulang tahun

Padahal musim semi telah berkali-kali datang 

bertamu lebih lama dari biasanya

Pada satu musim setelahnya

kau akhirnya datang dengan kuyup rindu dan sesalmu

Menyelesaikan kalimatmu yang tertunda waktu itu

: aku tidak pernah tidak mencintaimu

/Polewali Mandar, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun