2. Menerapkan Strategi layanan bimbingan belajar berdasarkan  gaya belajar siswa.
a. gaya belajar resitasi (pengulangan). Ciri siswa ini menurut Rudolf Asrinan  Partner  (2006:14)  memiliki  sikap  kurang  memperhatikan penampilannya, suka berbicara sendiri, mudah terpengaruh oleh hal luar, tidak dapat  mengingat  pelajaran  dengan  singkat  atau    harus  diulang-ulang. Strategi yang dilakukan guru untuk selalu memberikan bimbingan membaca di sekolah setelah pulang sekolah setiap hari. Dalam penelitian hal tersebut terbukti efektif.
b. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat baik informasi maupun pelajaran secara visual. ciri-ciri gaya belajar visual diungkapkan De Porter dalam Hernacki (2011: 123) seperti berikut ini: berbicara dengan cepat, mementingkan penampilan baik dalam pakaian maupun presentasi, biasanya tidak terganggu oleh keributan, mengingat yang dilihat daripada yang didengar,lebih suka membaca dari  pada dibacakan,  dan  lebih  suka  mendemonstrasikan  daripada menjelaskan.  strategi yang diberikan guru untuk anak yang mempunyai gaya belajar visual dengan menerapkan pembelajaran gambar huruf-huruf  A,  B,  C  dengan  gambar dan  warna  yang menarik,  agar dapat tertarik, mengenal atau belajar secara langsung atau secara visual sesuai dengan kemampuannya.
c. Gaya belajar kinestetik. Ciri - cirinya menurut DePorter dalam Hernacki (2011:123) adalah sebagai berikut: tidak mudah terganggu dengan situasi keributan, belajar melalui memanipulasi, praktek dan melihat langsung, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, lebih senang mendemonstrasikan daripada bercerita, menyukai kerja kelompok dan praktek langsung dan lebih senang belajar dengan gerakan fisik. Gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberi informasi agar ia bisa mengingatnya. strateginya menggunakan  menggunakan berbagai model alat peraga
d. gaya belajar Auditori, Sebagaimana menurut DePorter dalam Hernacki (2011: 123) Ciri-ciri siswa dengan gaya belajar auditorial adalah sebagai berikut: berpenampilan rapi,  mudah terganggu  oleh keributan,  belajar dengan mendengarkan apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, lebih senang mendengarkan daripada membaca, senang berdiskusi dan bercerita, dapat menirukan warna suara" strateginya adalah dengan membuat materi menjadi nyanyian
3. Membiasakan siswa untuk  membaca.
Membiasakan siswa untuk membaca bisa dilakukan sejak dini, sejak anak baru belajar membaca, memberi pengertian bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan, karena dengan membaca kita tahu apa yang ingin kita ketahui. Hal sudah menjadi biasa, ketika melakukannya maka tidak ada kata berat dan susah.
Dengan membiasakan anak untuk membaca maka akan membentuk anak yang selalu ingin tau dengan isi buku, dengan ini akan tercipta anak yang selalu haus akan pengetahuan. Â karena buku merupakan jendela dunia maka membaca sangat bermanfaat bagi kehidupan anak diwaktu mendatang sebagai bekal pengetahuannya.
4. Memberikan jam pelajaran tambahan atau memberikan les mata pelajaran,
Jam tambahan atau les yang diberikan kepada anak yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua ini berfungsi sebagai pengganti peran orang tua yang kurang perhatian. Dalam pemberian jam tambahan guru juga harus memperhatikan cara mengajarnya. Guru harus bisa menyesuaikan pelajaran tambahan yang pas terhadap anak yang kurang mendapat perhatian orang tuanya. Pelajaran tambahan tidak boleh membuat anak merasa keberatan namun harus membuat anak merasa lebih nyaman dengan pelajaran yang diberikan oleh guru.
5. Menumbuhkan kebiasaan  yang baik dalam belajar di sekolah,