ibu muda didepan teras. Lalu, diapun menghampirinya dan berkata:
Alkisah ada seorang anak kecil penjual koran yang kehujanan. Di tengah hujan yang tiada henti itu dia berteduh disebuah halte bus sambil menahan lapar yang luar biasa. Hujan pun mereda dan dia beranjak pulang dengan barang dagangannya. Ditengah diperjalanan, dia melihat ada seorang"Ibu, apakah bisa memberikan saya makanan?, saya sejak pagi belum makan". Ujar anak itu
Sang Ibu pun pergi ke dalam dan mengambil segelas susu dan sepotong roti untuk dimakan.
"Ini nak, silahkan dimakan, kamu pasti sangat lapar". Tutur sang Ibu
"Baik bu, nanti kalau jualan saya laku, saya akan membayarnya". Lanjut sang anak
"Tidak usah, ini untuk kamu saja, silahkan dimakan". Jawab sang ibu dengan penuh kasih
Sang anak itupun memakannya dengan lahap, setelah selesai anak itu pamit sembari mengucapkan syukur atas apa yang telah diberikan oleh sang Ibu.
Dua puluh tahun berselang, sang ibu mulai menua dan jatuh sakit. Seluruh hartanya telah habis untuk biaya rawat inap dan pengobatan. Menjelang hari operasi, keluarga sang ibu kebingungan untuk mencari biaya tambahan.
Dokter yang akan menangani sang ibu pun merasa kasihan dengan kondisi tersebut. Sang dokter bersegera untuk membantu mengurus semua administrasi untuk membantu sang ibu.
Singkat cerita, sang ibu pun telah sembuh dan penasaran dengan siapa orang baik yang telah menolongnya. Ketika sang Ibu bertanya kepada perawat, perawat mengatakan bahwa ada seorang dokter yang telah berbaik hati kepadanya. Sang dokter akan menemuinya di sore hari itu juga untuk memastikan kondisi sang ibu.
Dokter pun tiba diruangan dan mengatakan kepada sang ibu.
"apa kabarnya ibu?, apakah sudah sembuh?". Tutur sang Dokter
"Alhamdulillah saya sudah sembuh", jawab sang Ibu
Sang Ibu pun berterima kasih kepada Dokter dan mengatakan "Bagaimana cara membalas kebaikan Dokter?"
"Ibu sudah membayar lunas seluruhnya dengan segelas susu dan sepotong roti". ujar sang Dokter
Kita Bukan lagi memiliki
Sedikit cerita diatas yang diambil dari kisah nyata Dr. Howard Kelly dengan tanpa mengurangi maknanya. Salah satu pesan penting yang perlu kita renungkan adalah tentang harta yang kita punyai, bukanlah sepenuhnya milik kita, namun semua itu adalah titipan dari Allah.
Jika ditarik secara vertikal, sejatinya apapun yang dimiliki akan lebih indah dengan berbagi. Bukankah agama juga mengajarkan untuk tangan di atas lebih mulia dibandingkan dengan tangan dibawah?. Namun itu semua, saya kembalikan kepada perspektif masing-masing  untuk memahaminya.
Karena mereka adalah kita
Merujuk kepada makna empati menurut Wikipedia, empati adalah kemampuan untuk memahami, merasakan kondisi orang lain, selalu dapat merasakan simpatik dengan mengambil perspektif dari sudut pandang orang lain. Yah, karena mereka adalah kita.