Dr. Ira Alia Maerani (dosen FH Unissula)
Penulis : Rita (mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unissula)
.Kondisisi Generasi muda era sekarang sangat memprihatinkan karena remaja masa kini tidak sedikit yang sudah tidak menjung-jung attidude nya. Padahal dari 2 komponen penting baik perspektif hukum ataupun perspektif agama sangat menekankan berbudi luhur terhadap sesama. Namun,pada masa kini perilaku perilaku yang tidak senonoh amat lumrah yang bersalah dilindungi,yang benar di eksekusi.Padahal mereka merupakan penentu bangsa di masa mendatang apabila perilaku nya tidak bisa dirubah bagaimana Indonesia menghadapi bonus demografi dimasa mendatang? Padahal sudah tertera jelas dalam Pancasila berbunyi
"KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB," kesadaran akan kehendak tentang kemanusiaan adalah jiwa yang merasakan bahwa manusia itu ingin selalu berhubungan. Manusia yang satu memerlukan manusia lainnya dan sebaliknya, maka manusia harus bermasyarakat (H.A.W Wijaya 2000:15). Hidup manusia tidak lepas dari hubungan dengan manusia lain , tanpa berhubungan ataupun bermasyarakat manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan ini pula manusia disebut dengan makhluk sosial. Dalam sila ini, bangsa indonesia mengutarakan pentingnya memandang persamaan manusia, seperti persamaan hakikat, martabat, hak, dan kewajiban. Utamanya dalam menggunakan hak azazi manusia.
Jadi intisarinya, kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjung-jung persamaan, tidak merendahkan orang lain, serta berperilaku baik terhadap sesama selain pandangan hukum tertera juga dalam perspektif agama bahwasan nya kita harus selalu berperilaku baik terhadap sesama.
Sebagaimana telah tercantum dalam Alquran
. Surat Al Hujurat Ayat 3
إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَىٰ ۚ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ